Aku, SMART, dan Masa Depan

Perkenalkan, nama saya Mustarakh Gelfi. Biasa dipanggil Gelfi. Asal Pekanbaru, Riau. Saya merupakan alumni SMART Ekselensia Indonesia Angkatan 2. Saat ini saya masih menyandang status mahasiswa. Lebih tepatnya mahasiswa S2 di Delft University of Technology (TU Delft), Netherlands Faculty of Civil Engineering and Geosciences (CEG) jurusan Hidraulyc Engineering. Saya akan bercerita sedikit mengenai kehidupan saya di SMART Ekselensia Indonesia.

 

Episode SMART Ekselensia Indonesia

Saya ‘didatangkan’ ke SMART saat masih sangat kecil dengan segala jenis proses seleksi yang telah dilakukan sebelumnya. Jauh dari orang tua adalah hal baru bagi saya sehingga ‘balik badan’ ke rumah di Pekanbaru sempat terpikirkan saat itu.

Layaknya anak asrama yang lain, proses keluar dari belitan zona nyaman rumah – barangkali – memakan waktu dua bulan. Puncak dari proses ini, ya, itu tadi, saya sempat berpikir mundur dari sekolah dan kembali ke kampung halaman.

Tapi, saya tidak punya banyak pilihan karena kembali ke rumah tidak akan membawa keadaan lebih baik. Satu pilihan yang tersisa adalah menatap ke depan dengan segala kemungkinan yang ada sembari memberikan effort terbaik di setiap proses pendidikan yang diberikan.

Saya mencoba menyeimbangkan pencapaian akademik dan non-akademik selama di sekolah, secara teknis SMART Ekselensia Indonesia yang mengusung boarding school sebenarnya sangat diuntungkan. Saya sempat diamanahkan memimpin OASE (Organisasi Akademika Smart Ekselensia) di saat bersamaan harus menghadapi Ujian Nasional (UN) SMP.

Karena saya angkatan kedua dan periodisasi OASE saat itu belum terlalu baik, saya terpaksa memimpin dengan kabinet yang berisikan kakak-kakak kelas. Tapi, sekali lagi, saya tidak punya banyak pilihan. Saya harus membuat ending yang baik untuk semua ini. Akhir 2008, kabinet OASE selesai dan alhamdulillah, nilai UN saya termasuk salah satu yang terbaik saat itu.

 

Episode ITB (Institut Teknologi Bandung)

Saya diterima di ITB pada 2010 setelah menjalani proses pendidikan 5 tahun lamanya di SMART Ekselensia Indonesia. Hidup sebagai mahasiswa secara ekonomi tentu tidak seaman waktu di asrama yang segala sesuatunya sudah tersedia.

Satu lagi masalah saya saat itu, atmosfer kampus yang relatif lebih heterogen dibandingkan asrama, membuat saya kesulitan untuk tune in dalam proses pembelajaran di ITB. Tapi, saya hidup tidak punya banyak pilihan. Saya harus menyelesaikan proses pendidikan ini dengan sebaik-baiknya, mengambil hikmah sebanyak-banyaknya, dan selalu bersyukur atas setiap keadaan yang ada.

Di ITB, saya menemukan tujuan karir yang sejalan dengan idealisme yang saya yakini tentang bangsa ini. Satu pilar utama Indonesia Emas 2045 bagi saya adalah peningkatan konektivitas maritim nasional, yaitu salah satu elemen utamanya pelabuhan.

Disparitas harga barang di barat dan timur Indonesia yang tinggi tak lepas dari lemahnya infrastruktur pelabuhan kita. Sederhananya, kuantitas pelabuhan kita sangat kurang. Maka, kemudian saya bertemu dengan Teknik Kelautan, saya belajar banyak tentang konstruksi pelabuhan di sini.

Motivasi terbesar saya melanjutkan pendidikan di Hydraulic Engineering TU Delft adalah belajar mengenai konstruksi dan manajemen pelabuhan. Kita perlu belajar cara Belanda mengelola Pelabuhan Rotterdam (Port of Rotterdam) sehingga menjadi salah satu pelabuhan terbesar di Eropa, bahkan di dunia.

Di atas semua itu, sejujurnya saya hanya manusia biasa, banyak kealfaan dalam diri. Saya bukan pemilik track record akademik terbaik, apalagi dibandingkan mahasiswa ITB lain yang lebih hebat.

Bagi saya, ada dua jenis pelajar, yaitu gifted dan struggle. Banyak orang gifted (dikaruniai) secara jenial maupun finansial pada saat initial condition-nya, apalagi di kampus ITB.

Akan tetapi, saya adalah golongan struggle yang berusaha bertahan mati-matian di setiap kesulitan yang ada. Sekali lagi, saya tidak punya banyak pilihan, apalagi pilihan mundur dan menyerah. (Dompet Dhuafa / Sumber: znews.id , smartekselensia.net / Penulis: Mustarakh Gelfi (Alumni SMART Ekselensia Indonesia Angkatan 2))