Terlahir dengan Keterbatasan Finansial dan Pendengaran, Azura Mampu Menyaingi Teman-temannya (Bagian Dua)

PURBALINGGA, JAWA TENGAH — Perjuangan Azura dan ibunya tak hanya di situ. Setiap hari, untuk berangkat ke sekolah, Azura harus menempuh jarak ±30 Km dari rumah nya. Sedang sang Ibu, bekerja sebagai pencabut benang di sebuah konveksi dekat rumahnya. Dalam satu pekan, Bu Siti hanya mampu memperoleh Rp150.000, itu pun jika kondisi pelanggannya sedang ramai.

“Azura berangkat naik angkot, kadang sesekali ikut teman. Dari rumah biasanya pukul 06.00 WIB,” ungkap Bu Siti.

Hal yang paling dibutuhkan oleh Azura adalah sepasang Alat Bantu Dengar (ABD). Namun dengan kondisi keluarga yang begitu sederhana, Azura tidak mampu mendapatkan alat mahal tersebut. Hal itu lah yang membuat tim Dompet Dhuafa termotivasi untuk membelikan ABD untuk Azura. Berkat bantuan dan dukungan dari para donatur, akhirnya pada 3 Maret 2021, bertepatan dengan Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran Nasional, Azura dan 3 teman tunarungu lainnya menerima bantuan ABD dari Dompet Dhuafa. 

Orang-orang yang mengenal Azura pun mengakui, bahwa Azura adalah anak yang cerdas, pandai, dan sangat baik terhadap teman-temannya. Dengan ABD yang diamanahkan oleh para donatur melalui Dompet Dhuafa ini, mereka meyakini Azura kelak akan menjadi orang dengan keterbatasan yang mampu berprestasi layaknya orang-orang normal.

“Terima kasih sekali kami ucapkan kepada Dompet Dhuafa dan seluruh donatur yang percaya kepada Azura. Saya yakin Azura akan dengan maksimal memanfaatkan amanah besar. Harapan besar dari donatur-donatur Dompet Dhuafa, pasti akan meningkatkan motivasi Azura dalam belajar dan mengembangkan potensi diri,” ucap Bu Siti.

Senyum bahagia tak lepas dari bibir keluarga kecil ini. Menggunakan bahasa isyarat yang dipelajarinya di SLB, Azura turut menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam. “Azura terima kasih kepada Dompet Dhuafa dan donatur. Azura sangat senang bisa mendengar,” begitu lah arti dari gerakan yang disampaikannya.

Direktur LKC Purwokerto Dompet Dhuafa Jateng Titi Ngudiati mengatakan, “Pengadaan ABD sudah menjadi sorotan kami sejak beberapa tahun lalu. Terlebih setelah kami melihat bahwa ternyata banyak anak-anak yang memiliki gangguan pendengaran, yang ternyata memiliki potensi dan semangat yang tinggi. Yang mereka butuhkan adalah alat bantu untuk mendengar. Dengan begitu, setelahnya mereka dapat mendengar dan kemudian dapat belajar berbicara. Sehingga ruang untuk mereka berkembang dan berprestasi pun semakin terbuka lebar layaknya anak-anak normal lainnya”. (Dompet Dhuafa/Muthohar)