Bakri, Pemuda Asal Maluku Torehkan Cinta NKRI Lewat Literasi, Komunitas, dan Peduli Lingkungan

BOGOR, JAWA BARAT — Bagi seorang Bakri, keluarga dan orang-orang yang dia sayangi adalah motivasi terbesar dalam hidupnya untuk terus bisa bermanfaat dan berkarya. Ia pun tak lelah mengajak generasi muda untuk bersama-sama membuat perubahan positif untuk negeri dengan menulis.

"Buat yang mau nulis, menulislah karena menulis dapat mendatangkan pahala, membangkitkan jiwa, memberi suka, menghapus duka, memaksa imajinasi, memperbanyak prestasi dan memperlebar relasi," pesan Bakri. "Ayo mari sama-sama bergerak, sebab kita punya challenge yang sama, challenge-nya adalah mau hidup atau punah,” seru Bakri Tambipessy.

Ialah putra pertama dari pasangan Bapak Sandiman Tambipessy (alm) dan Ibu Ratmi Poipessy. Lahir 24 tahun yang lalu, tepatnya 15 Februari 1997 di Buano Utara, Maluku. Saat ini Bakri, sapaan akrabnya, tengah menempuh pendidikan di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pattimura.

Bakri merupakan remaja yang sangat menyukai dunia literasi dan organisasi. Di SMA, ia menjadi Ketua OSIS SMAN 3 Ambon, salah satu dari lima sekolah unggulan di Maluku, aktif menulis di media sekolah serta terlibat dalam komunitas jurnalis Kompasianer Amboina (KOMA).

Aktivitas tulis-menulis masih ia tekuni hingga kini. Hari ini, lebih dari 80 judul tulisannya telah dimuat di media massa, baik di tingkat regional maupun nasional. Bakri juga menerbitkan buku berjudul “Serba Serbi Mahasiswa Produktif” yang terbit pada 2018 silam. Saat ini Bakri pun turut aktif menulis di kanal media sosial.

Kepedulian Bakri pada dunia literasi membuatnya diamanahi sebagai Presiden Eksekutif Komunitas Dapur Literasi Beta Maluku, sebuah komunitas yang bergerak di bidang literasi dengan kegiatan utama mengantarkan buku ke daerah-daerah yang sulit mendapat akses buku. Selain itu, Bakri bersama para relawan juga memberikan aktivitas pembelajaran kepada anak-anak di daerah tersebut dalam setiap kunjungannya. Di dalam pelaksanaan programnya, komunitas yang dipimpin oleh Bakri ini berkolaborasi dengan IYEF (Indonesian Youth Education Forum).

“Saya sangat menyukai kolaborasi, Kak. Semakin banyak kolaborasi kebaikan yang dilakukan, semakin banyak manfaat yang dihasilkan,” ungkapnya yakin.

(foto: pribadi)

Selain literasi, pemuda yang memiliki hobi traveling ini nyatanya juga memberikan perhatian lebih pada isu lingkungan. Beberapa tulisan Bakri menjadikan lingkungan sebagai tema utama yang ia angkat, salah satu tulisan Bakri dapat dibaca di: https://www.kompasiana.com/tambipessybackrie/5adafff5bde5753d2a05fac2/jangan-jadikan-laut-kita-sebagai-laut-sampah 

Tahun 2019, Bakri bersama teman-teman alumni IYMDS (Indonesian Youth Marine Debris Summit) mendirikan komunitas Laut Kita Id. Sebuah komutias yang berkonsentrasi membuat ajakan kepada masyarakat untuk membebaskan laut dan pantai dari sampah plastik. Bakri dan teman-temannya merekrut relawan dari berbagai latar belakang profesi untuk bersama-sama mengampanyekan laut yang bebas sampah. Salah satu kegiatan yang pernah diadakan oleh Bakri dalam komunitas ini adalah Clean Up Beach, yakni membersihkan pantai selepas melakukan pendakian.

Selain aktif di komunitas, Bakri juga aktif dalam berbagai organisasi dan kompetisi baik di dalam maupun di luar kampus. Beberapa prestasi luar biasa yang berhasil Bakri torehkan selama menjadi mahasiswa di antaranya Mahasiswa Berprestasi 1 FISIP UNPATTI 2018, Delegasi Konferensi Tingkat Tinggi Mahasiswa Muslim Internasional di Kuala Lumpur Malaysia 2017, dan Juara 1 MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran) Cabang Karya Tulis Ilmiah Al-Qur'an Tingkat Universitas 2019. Ia beberapa kali juga diundang menjadi narasumber di berbagai kampus, sekolah, dan beberapa daerah di Maluku.

Atas berbagai jejak positif yang ia ciptakan, Bakri didapuk sebagai Ketua Koordinator Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Indonesia (ILMISPI) Wilayah Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat periode 2019-2021.

Saat ditanya prestasi tertinggi apa yang ia raih hingga kini, pemuda dengan motto hidup ‘Perluas Cakrawala, Torehkan Cinta Nyata untuk Indonesia’ ini menjawab, “Bisa menerbitkan buku dan menjejakkan kaki di luar negeri, Kak,” jawabnya. “Menginspirasi, menulis, dan membuat karya adalah salah satu cara saya agar bisa mendulang pahala,” sambungnya.

“Dalam hidup saya memiliki prinsip bahwa dimana pun kita berada, jadikan orang lain sebagai guru. Dimana pun kaki berpijak, di situlah kebaikan harus kita lakukan. Saya berharap bisa memberikan manfaat dimana pun saya berada. Saya belajar itu dari Etos, Kak. Di Etos saya dibina, diajari, dan bahkan didoktrin untuk menjadi pribadi yang bermanfaat dan tidak hidup untuk diri sendiri,” ungkapnya. (Dompet Dhuafa / Pendidikan / Dhika Prabowo)