Catatan Dai: Safari Dakwah di Pedalaman Mentawai

MENTAWAI, SUMATERA BARAT — Pada Minggu (17/01/2021), Corps Dai Cordofa Dompet Dhuafa bersama 3 tokoh agama yang berada di Dusun Tubeket, Ds. Makalo, Kec. Pagai Selatan, Kepulauan Mentawai, berdiskusi terkait dakwah di pedalaman Mentawai, untuk mengunjungi dan membersamai masyarakat muslim yang minoritas disana.

Berangkat dari Sikakap menggunakan armada sepeda motor, dilanjut dengan menyeberangi laut menggunakan perahu, menambah semangat perjalanan kala itu. Karena rute safari dakwah yang berada di Buriai sangatlah jauh dan medannya begitu terjal dan menantang, Hal itu tidak menyurutkan kami berempat yang berangkat menggunakan dua motor.

Dalam perjalanan, kami temui keadaan jalan yang berlumpur dan setapak hingga mengakibatkan salah satu tim di antara kami hampir jatuh masuk kejurang, Alhamdulillah dengan seizin Allah, kami semua masih diberikan perlindungan-Nya.

Perjalanan menempuh waktu sekitar 5 jam dari Sikakap via jalur darat menggunakan motor. Melewati beberapa desa dan dusun yang berada di Pagai Selatan, Pulau Mentawai ini. Hingga pukul 12.00 wib, sampailah kami di Buriai yang terletak di Dusun Buriai, Ds. Bungurayu, Pagai Selatan, salah satu Dusun di Desa Bungurayu yang mayoritas penduduknya muslim, seperti halnya Tubeket dengan salah satu Dusun muslim di Desa Makalo yang terdiri dari 6 dusun.

Di Masjid Al Jihad Buriai inilah kami bertemu dengan para tokoh agama dan Kepala Dusun, Pak Basyril, dan Pak Zaherman yang meyambut dengan senang kedatangan kami. Setelah solat dzuhur, kami berdiskusi ringan membahas tajuk proses keagamaan yang berjalan di Dusun Buriai ini.

Di Buriai ini adalah salah satu dusun muslim yang ada di Desa Bungurayu, terdiri dari 40 KK yang terpecah antara Buriai atas sekitar 27 KK dan Buriai bawah sekitar 13 KK. Karena peristiwa Tsunami Mentawai tahun 2010, pemerintah mengamankan masyarakat yang berlokasi di tepi bibir laut untuk mengungsi ke daerah yang lebih tinggi, tetapi terdapat sebagian masyarakat muslim Buriai yang masih bertahan di Buriai bawah.

Setalah diskusi bersama tokoh-tokoh yang ada di Buriai, kami melihat kondisi Buriai bawah yang sangat miris sekali, kondisi masjid yang sudah lama sekali tidak ada yang mengelola terlihat kotor dan semak belukar.

Ba'dha Magrib, kami bersama tokoh agama tersebut menggelar sebuah kajian di Masjid Al Jihad yang berada di Buriai atas, untuk menambah pemahaman dan kepedulian terhadap agama Islam dan terkusus kepada aktivitas keagamaan seperti solat 5 waktu dan TPQ anak-anak yang sudah lama tidak berjalan.

Pada Senin (18/01/2020), ba'dha Subuh kita adakan solat berjamaah yang di lanjutkan dengan kajian yang disampaikan Dai Corps Dompet Dhuafa dan tokoh agama dari Tubeket yang saat itu ikut membersamai safari dakwah.

“Semoga silaturahmi dan pendampingan ini terus berlanjut dan berkesinambungan, perhatian dari lembaga-lembaga seperti Dompet Dhuafa, sangat kami iharapkan,” aku Kepala Dusun, Pak Basril.

“Semoga dengan perhatian kita bersama masyarakat muslim di pelosok – pelosok Mentawai bisa terjaga akidahnya, meningkat kepemahaman agamanya hingga terhindar dari pemurtadan,” imbuhnya.

Inilah Program Corps Dai Dompet Dhuafa yang juga berkolaborasi dengan ragam stakeholder, bersatu dalam upaya membantu dana, tenaga dan doa. Semoga Corps Dai Dompet terus fokus membersamai masyarakat muslim yang terletak di beberapa titik dan dusun di Kepulauan Mentawai ini, terkusus di Pagai Selatan.

Sebelum pulang, kami pun menyampaikan untuk menjalin erat persaudaraan antara Dusun Tubeket dan Buriai yang mayoritas Islam, untuk saling bersama untuk memperjuangkan akidah dan agama dengan baik.

Ustad Firman selaku tokoh agama Tubeket menyampaikan, "Insha Allah, Ramadhan yang sebentar lagi kita jemput ini, kami akan bersilaturahmi ke Buriai ini lagi, membawa banyak anggota lagi untuk mensyiarkan umat muslim, bahwa agama Islam itu bersaudara”. (Dompet Dhuafa / Cordofa)