Tim Water Rescue DMC: Antar Mimpi Anak-anak Sajira

LEBAK, BANTEN — Pakaiannya baru, masih putih bersih, lipatannya juga tidak kusam. Tetapi sepatu kotor yang berpijak pada sisa lumpur dan air keruh. Meraka harus lewati demi bersekolah di hari pertamanya. Ya, Fatar dan Chandra, sepertinya baru tersadar bahwa mereka harus menyeberangi derasnya arus Sungai Ciberang untuk menuju sekolahnya, di SDN 1 Sajira, pada Senin (6/1/2020).

Mereka berdua tampak bingung dan khawatir. Tetapi tidak ada akses jalan karena jembatan utama jalur tersebut rusak, terputus akibat erosi yang disebabkan banjir bandang yang menerjang Kabupaten Lebak awal tahun ini.

"Biasanya lewat situ," ucap Fatar, sambil menunjuk ke arah jembatan yang rusak tersebut.

Tim Water Rescue Disaster Management Centre (DMC) Dompet Dhuafa, hadir di lokasi tersebut dengan membawa dua armada perahu karet jenis river boot dan mesin LCR. Menghadirkan bantuan mobilisasi untuk para warga dan penyintas, agar tetap dapat beraktivitas seperti biasa.

"Hari ini kita gunakan (perahu karet) memang bukan untuk evakuasi. Namun kami utamakan aktivitas anak-anak sekolah atau kegiatan belajar-mengajar. Lihat saja saat ini mereka masih banyak yang tetap berangkat ke sekolah walau kondisi bencana," jelas Ade, Koordinator Tim Water Rescue DMC.

Memberanikan diri menyeberangi Sungai Ciberang, banyak warga mengaku belum pernah mengakses sungai tersebut menggunakan perahu karet, terutama wanita dan anak-anak. Fatar dan Chandra, siswa kelas 3 SD tersebut, juga baru pertama kali mencobanya.

Sesekali mereka memandang ke arah jembatan tersebut. Entah apa yang terlintas dipikirannya, namun sangat jelas, bahwa ekspresinya memancarkan harapan. (Dompet Dhuafa/Dhika Prabowo)