Manajer Program Lingkungan Hidup Dompet Dhuafa: Diet Sampah Plastik Adalah Fardlu Ain

SIARAN PERS, JAKARTA — “Sampah plastik sekali pakai sangat berpengaruh dengan borosnya energi fosil. Diet kantong plastik, berarti diet penggunaan bahan bakar fosil,” tutur Syamsul Ardiansyah, selaku Manajer Program Lingkungan Dompet Dhuafa, Minggu (26/1/2020), pada acara Jakhumfest 2020 di M Bloc Space, Jakarta Selatan.

Pada sesi Humanitalk, Syamsul menyampaikan, sebelum mengenal minyak tanah, orang tua atau nenek moyang zaman itu telah lebih dulu memakai energi terbarukan.

“Energi terbarukan bagi orang indonesua buka hal baru. Justru hal yang telah ditinggalkan,” lanjutnya.

Namun, model-model energi terbarukan yang dilakukan nenek moyang seperti membakar kayu sudah tidak relevan dengan masa saat ini. Pembakaran pada zaman dahulu menjadi hal yang lumrah dan bisa membantu siklus alami alam atau hutan, yaitu pembakaran.

“Namun sekarang sudah tidak bisa digunakan metode seperti itu,” tegasnya.

Isu energi terbarukan, menurutnya, menjadi kontras dengan isu penggunaan bahan bakar fosil sepeti bensin atau bahan lainnya. Untuk mengatasinya, yaitu dengan melakukan dua hal. Pertama adaptasi, yaitu dengan mempelajari situasi kemudian beradaptasi. Kedua mitigasi, yaitu dengan mengubah pola konsumsi manusia terhadap plastik dan bahan bakar fosil.

Kemudian untuk memperoleh energi, bumi sebenarnya memiliki energi yang luar biasa sebenarnya, yaitu matahari.

Menurut Syamsul, diet sampah plastik dengan menjaga dan mengelola sampah jika ditinjau menurut islam adalah fardlu ain. “Suatu saat bisa itu nanti kita ajukan ke MUI untuk dikeluarkan fatwa hukum menjaga sampah,” tuturnya.

Ia berpesan, “Sebenarnya yang menjadi masalah adalah kita sendiri. Maka dari itu, jadilah bagian solusi, bukan justru bagian dari masalah”. (Dompet Dhuafa/Muthohar)