Empat Jam Susuri Hutan Ke Sekolah, Kini Guru Ebib Lebih Tenang Dengan Bantuan Motor

SIARAN PERS, RIAU — Siswa yang berkualitas, lahir dari guru yang berkualias pula. Itulah mengapa Dompet Dhuafa berkolaborasi dengan berbgai lembaga kemanusiaan menyalurkan bantuan tenaga pendidik untuk guru Ebib Mandro.

Empat bulan lalu, guru Ebib Mandro masih bersusah payah hanya untuk bersua murid-muridnya di SDN 016 Siambul Lokal Jauh, Dusun Talang Tanjung, Desa Siambul, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Tidak tanggung-tanggung, empat jam ia tempuh melewati rimba dengan berbagai medan. Jalan berbatu, becek bila hujan, lembah, dan sungai. Semua itu ia jalani untuk bisa mengajar siswanya di pedalaman.

“Sebelumnya guru Ebib harus berjalan menyusuri hutan rimba selama 4 jam untuk sampai ke sekolah.,” terang Pimpinan Dompet Dhuafa Cabang Riau, Ali Bastoni.

Mengingat perjalanan yang tidak mudah dan panjang, Ebib terpaksa tinggal di masjid dusun setempat selama tiga hari dalam sepekan. Jadwal mengajarnya terhitung empat hari dalam sepekan. Setiap Kamis sore, ia pulang kembali ke rumahnya, dan kembali lagi mengajar di hari Senin. Hal itu untuk menghemat biaya dan tenaga yang ia keluarkan dalam perjalanan.

“Proses belajar mengajar dari hari Senin hingga Kamis. Guru Ebib tinggal atau tidur di masjid yang di bangun Dompet Dhuafa di sana selama 3 hari. Hari Kamis siang beliau harus punya ke dusunnya,” tukas Ali.

Karena hal itu, empat bulan lalu, Dompet Dhuafa bersama lembaga filantropi lainnya di Riau berkolaborasi untuk membantu guru Ebib mendapatkan fasilitas yang lebih layak. Sebuah motor, honor guru serta sarana dan prasarana mengajar disalurkan. Alhasil, kini, guru Ebib bisa dengan lebih mudah pulang dan pergi mengajar. Jarak tempuh empat jam lamanya bisa dengan signifikan dipotong. Terpenting, adalah para siswa tidak begitu khawatir lagi dengan kondisi guru mereka, dan lebih tenang dalam belajar.

“Lokasi sekolah dari jalan lintas lebih kurang dua jam menggunakan motor atau mobil. Melewati perkebunan sawit PT dan kebun karet serta hutan. Jika hari hujan akses sangat sulit karena jalan becek dan berlumpur. Belum lagi bila betremu rombongan babi hutan,” tambah Ali.

SDN 016 Siambul Lokal Jauh sendiri baru berdiri tahun 2020 ini, tepatnya sebelum pandemi datang. Bisa dikatakan anak-anak di dusun tersebut belum mengenyam pendidikan sama sekali. Wajar bila masih banyak ditemui kasus buta huruf di wilayah tersebut. dengan hadirnya Guru Ebib, satu persatu generasi melek aksara mulai lahir. Anak-anak kini bisa membaca.

“Sudah satu semester saya mengajar anak-anak. Dari sebelumnya tidak bisa membaca dan berhitung, Alhamdulillah sekarang sudah bisa pelan-pelan membaca kata demi kata. Saya sangat senang mengajar dan bangga bisa mengabdikan diri di sekolah ini,” terang Guru Ebib. (Dompet Dhuafa / Riau)