Bumi Pertiwi Memanggil: Exhibition Jakhumfest 2020 Angkat Isu Lingkungan

SIARAN PERS, JAKARTA — Jakarta Humanity Festival (Jakhumfest) kembali bergulir. Sebagai puncak kegiatan dari program Humanesia, Jakhumfest 2020 kembali menghadirkan pameran foto. Kali ini foto-foto yang disajikan merupakan kegiatan respon dan berbagai program Dompet Dhuafa sepanjang 2019 – 2020. Kali ini tema yang diangkat ialah tentang lingkungan.

“Karena selain sampah yang memberikan dampak terhadap lingkungan. Banjir bandang dan kebakaran juga memberikan dampak yang signifikan terhadap lingkungan maupun ke masyarakatnya,” ujar Dhika Prabowo, selaku Koordinator Exhibition Jakhumfest 2020.

Jika kita menengok kembali ke belakang. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sendiri mengungkapkan bahwa seluas 857 Ha lahan terbakar dalam kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) sepanjang 2019. Cakupannya menyebar hingga 6 provinsi. BNPB menyebut di Kalimantan Tengah (Kalteng) seluas 134.227 ha lahan terbakar, di Kalimanan Barat (Kalbar) lahan terbakar seluas 127.462 ha, dan di Kalimantan Selatan (Kalsel) seluas 113.454 ha. Sisanya di Riau 75.871 ha lahan terbakar, di Sumatera Selatan (Sumsel) 52.716 ha dan Jambi 39.638 ha.

“Intinya tetap di pesan. Kadang banyak orang yang nggak meliat langsung kondisi di lapangan. Nah melalui pameran ini, orang-orang bisa tahu. Jujur saja kondisinya sangat parah,” jelas lelaki terjun langsung di respon karhutla Sumatera.

Salah satu dampak dari kebakaran ialah maraknya penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang mencapai 919.516 orang. Penderita ISPA juga tersebar di enam provinsi yang terdampak karhutla yakni di Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Bahkan AirVisual mengungkapkan bahwa polusi udara di Jakarta menempati peringkat ketiga sebagai kota paling berpolusi di dunia. Dengan Air Quality Index (AQI) berada di 156. Alias berbahaya. Semakin tinggki nilai AQI, artinya makin tinggi tingkat polusi udara di wilayah tersebut.

“Saya sendiri sampai batuk-batuk yang tidak berhenti sampai sebulan sepulang respon. Itu menandakan bahwa kebakaran hutan dan lahan sangat membahayakan kesehatan,” lanjutnya.

Kemudian di 2020 banjir menyapu bersih wilayah Jabodetabek. Bogor dan Lebak, Banten, lebih parah lagi, setelah banjir bandang dan longsor menerjang. Menurut keterangan BNPB, korban jiwa di Jakarta dan Bogor masing-masing 16 orang, Kota Bekasi dan Lebak masing-masing sembilan orang, dan sisanya di Kota Depok, Tangerang, Tangerang Selatan dan Bekasi.

“Curah hujan yang tinggi seperti kemarin itu membuat beberapa wilayah yang tidak mempunyai riwayat banjir menjadi banjir. Bahkan yang punya riwayat pun tidak separah kemarin itu,” pungkasnya. (Dompet Dhuafa/Fajar)