Himpun Ibu Tangguh Budidaya Jamur Tiram di Batang

SIARAN PERS, BATANG, JAWA TENGAH — Dampak pandemi Covid-19 telah membuat roda ekonomi berjalan lambat dan sangat berimbas bagi perekonomian masyarakat kecil, termasuk bagi masyarakat Desa Kumesu, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Sebuah program budidaya jamur tiram putih milik Dompet Dhuafa di desa tersebut, yang telah diluncurkan pada September 2019 lalu, menjadi salah satu solusi bagi masyarakat di sana.

Melihat pandemi yang tak kunjung juga usai, Dompet Dhuafa terus berupaya meningkatkan seluruh program-program pemberdayaannya, termasuk budidaya jamur Batang. Berkat sinergi dan dukungan dari PT. Paragon, melalui program budidaya tersebut, ibu-ibu yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan, juga yang terdampak secara ekonomi oleh pandemi, kini terbantu dalam memenuhi kebutuhan keluarganya.  

“Program budidaya jamur tiram putih di Batang ini diperuntukkan untuk ibu-ibu rumah tangga, janda, dan yang usia lanjut, yang memiliki potensi untuk mengelolanya. Dengan adanya program ini, ibu-ibu yang tadinya tidak mempunyai pekerjaan, yang nganggur di rumah, kini dapat terbantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan yang pentingnya lagi, menjadi lebih produktif,” terang Saddam Bustomi selaku tim Resource Mobilization Dompet Dhuafa, saat mengunjungi kawasan budidaya jamur Batang, Jumat (9/10/2020).

Saddam menjelaskan, tahap awal pemberdayaan yang dilakukan Dompet Dhuafa adalah memfasilitasi modal usaha berupa kumbung dan baglog sebagai media tanam untuk budidaya jamur. Setelahnya, ibu-ibu yang menjadi penerima manfaat program ini diberikan pendampingan serta edukasi cara pengelolaan jamur mulai sejak perawatan baglog hingga proses panen. Sehingga akan menghasilkan panen yang diharapkan serta terhindar dari hama.

Program budidaya jamur ini sudah berjalan sejak bulan September tahun 2019. Saat ini, sudah mempunyai 2 kumbung yang dapat diisi sekitar 50.000 baglog. Dompet Dhuafa akan terus melakukan pendampingan dan pengembangan program, sehingga jamur yang dipanen akan semakin banyak, dan penerima manfaatnya pun semakin luas.

Tidak terhenti sampai pada panen dan penjualan hasil panen saja. Namun akan masih ada turunan serta lanjutan setelah proses panennya. Termasuk sebagian hasil panen akan diolah menjadi kaldu jamur, keripik jamur, dan makanan lainnya. Sehingga akan para penerima manfaat akan mendapatkan hasil penjualan yang lebih tinggi.

“Pengelolaan jamur tidak terhenti sampai penjualan jamur mentah saja, tapi juga bisa menjadi kaldu jamur, keripik jamur dan makanan lainnya yang terbuat dari olahan jamur. Antusias masyarakat di sana dalam menyambut program ini sangat baik, tak terkecuali Kepala Desa yang siap mendukung untuk mengembangkan Budidaya Jamur ini. Harapan kita semua, budidaya jamur ini dapat menjadi Badan Usaha Desa yang dapat membantu mengembangkan perekonomian warga Desa Kumesu.

Dampak pandemi yang begitu luas bagi kalangan masyarakat kecil, tak bisa hanya bergantung pada solusi dari pemerintah baik pusat maupun daerah. Namun kontribusi dan kerjasama seluruh elemen masyarakat, tentu sangat dibutuhkan untuk  meringankan masalah perekonomian masyarakat menengah ke bawah. (Dompet Dhuafa / Foto & Penulis: Muthohar / Editor: Dhika Prabowo)