IDEAS Minta Pemerintah Karantina Wilayah untuk Menahan Ledakan Corona Di Bulan Puasa

SIARAN PERS, TANGERANG SELATAN — Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS) mendorong pemerintah dalam waktu dekat menetapkan Karantina Wilayah di daerah episentrum wabah. Terutama Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Wilayah Jawa lainnya. 

Hal tersebut dirasa sangat mendesak seiring akan tibanya Ramadhan (24 April 2020) dan Hari Raya Idul Fitri (25 Mei 2020). Budaya silaturahmi dan ziarah kubur jelang Ramadhan, tradisi buka puasa bersama dan Shalat Tarawih berjamaah di sepanjang Ramadhan hingga ritual mudik tahunan jelang Idul Fitri adalah tantangan besar untuk menahan ledakan Corona di negeri muslim terbesar di dunia ini. 

Hasil riset IDEAS yang bertajuk ‘Menahan Ledakan Kasus COVID-19’, dipaparkan oleh Yusuf Wibisono, Direktur IDEAS, secara daring melalui berbagai kanal media di Kantor IDEAS, Tangerang Selatan, Kamis (9/4/2020). 

“Dalam situasi normal, kami mengestimasi jumlah pemudik dari Jabodetabek berada di kisaran 10 juta orang dengan jalur utama pergerakan menuju Jawa Tengah (4,7 juta), Jawa Barat (2,8 juta) dan Jawa Timur (1,3 juta). Tanpa kesadaran dan kebijakan pembatasan yang ketat, potensi penyebaran Corona (Covid-19) dari episentrum wabah ke penjuru Jawa adalah keniscayaan. Jika potensi ledakan wabah dari tradisi di bulan suci tidak dicegah secara optimal, berdasarkan pola penggandaan di berbagai negara, kita terancam memasuki Idul Fitri dengan lonjakan kasus menembus 300 ribu kasus,” papar Yusuf Wibisono.

Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek) adalah episentrum wabah Corona. Lebih dari setengah kasus infeksi terjadi di Jabodetabek. Dengan posisi dan keterkaitan ekonomi-sosial Jabodetabek yang kuat dengan wilayah lainnya, terutama daerah Jawa lainnya, menjadi prioritas tertinggi mengkarantina wilayah Jabodetabek. Tentunya untuk mencegah eskalasi penyebaran wabah di Jawa dengan lebih dari 150 juta penduduk. 

“Jadi, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta saja tidak memadai. Karena telah menyatunya aktivitas ekonomi dan sosial warga Jabodetabek. Sebagai misal, pada 2019 terdapat 15,4 juta orang pekerja di Jabodetabek. Pergerakan intra daerah terbesar adalah 4,4 juta pekerja yang bertempat tinggal dan sekaligus bekerja di Jakarta. Kemudian diikuti Tangerang (2,8 juta), Bogor (2,5 juta), Bekasi (2,3 juta) dan Depok (613 ribu). Pergerakan pekerja lintas daerah terbesar adalah dari Bekasi ke Jakarta (520 ribu), diikuti Tangerang ke Jakarta (517 ribu), Depok ke Jakarta (371 ribu), dan Bogor ke Jakarta (234 ribu),” tutur Yusuf Wibisono.

Dengan kepadatan penduduk Jabodetabek yang sangat tinggi, di kisaran 11.100 jiwa per Km2, penyebaran Corona dapat terjadi secara eksponensial. Dibutuhkan akselerasi dan penguatan kebijakan karantina di Jakarta dan wilayah sekitarnya. Demi melindungi lebih dari 34 juta warga Jabodetabek

IDEAS menilai, meski telah ditetapkan status darurat kesehatan berdasarkan Keppres No. 11/2020, namun pemerintah hanya memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) melalui PP No. 21/2020. Dengan perubahan kebijakan bersifat moderat dan diimplementasikan secara terbatas dan lambat, IDEAS memproyeksikan ke depannya jumlah kasus infeksi covid-19 di Indonesia masih akan terus meningkat, menembus hingga 10 ribu kasus pada hari ke-51, menjelang bulan Ramadhan 24 April 2020. Kemudian menembus 100 ribu kasus pada hari ke-73.

Untuk mencegah jatuhnya korban jiwa yang lebih banyak, dalam sepekan ke depan juga IDEAS mendorong ditetapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar di Jawa, di luar Jabodetabek. Terutama larangan aktivitas mudik/pulang kampung. Wilayah metropolitan di Jawa sangat potensial menjadi tempat menyebarkan Corona ke seluruh Jawa.

Selain Jabodetabek, metropolitan lain yang berpotensi besar menjadi episentrum wabah berikutnya adalah koridor Bandung-Cimahi dengan kepadatan penduduk di kisaran 15 ribu jiwa per Km2, Yogyakarta (13 ribu), Surakarta (11 ribu), dan Surabaya-Mojokerto (8 ribu).

Sementara itu dalam dua pekan ke depan, IDEAS merekomendasikan ditetapkannya Karantina Pulau Jawa, terutama kota-kota besar. Dengan kepadatan penduduk Jawa di kisaran 1.100 jiwa per Km2, lima kali lipat lebih padat dari Italia, menjadi krusial membatasi aktivitas Jawa secara masif. Penyebaran Corona akan memasuki fase krusial memasuki Ramadhan dan Idul Fitri. Terkait ritual mudik tahunan. 

“Kebijakan pembatasan yang lebih keras, yaitu karantina wilayah, perlu diberlakukan pada metropolitan di luar Jawa yang berpotensi menjadi episentrum wabah seperti Makassar dengan kepadatan penduduk di kisaran 8.600 jiwa per Km2, Medan-Binjai (7 ribu), dan Denpasar (7 ribu),” imbuh Yusuf Wibisono. 

Di akhir pemaparannya, Yusuf menyatakan ada setidaknya tiga poin yang menjadi rekomendasi kebijakan untuk segera ditetapkan oleh pemerintah, diantaranya:

1. Karantina total (tidak sekedar PSBB) Jabodetabek dan wilayah metropolitan Jawa.

2. Menahan Aktivitas mudik khususnya di pulau Jawa, karena 70% pemudik berasal dari dan menuju Jawa.

3. Karantina total Pulau Jawa dan pembatasan skala besar nasional. 

(Dompet Dhuafa/Muthohar)