Inovasi Bambootronic, Upaya Cak Nul Tebarkan Dakwah dan Technopreneurship (Bagian Dua)

SIARAN PERS, BOGOR — Santrinya mengaji tiap sore, salah satu pengajaran programnya adalah bidang entrepreneur termasuk bamboo. Cita-citanya, menyebar dakwah juga harus di dukung dengan ekonomi kuat. Supaya ekonomi kuat, Cak Nul tanamkan jiwa mandiri dalam bisnis.

“Jika ekonomi kuat, berdakwah akan lebih luas harapannya. Karena mimpi saya, seluruh Indonesia, dari setiap pesantren ada program semacam ini, BUMP (Badan Usaha Milik Pesantren), yang memiliki sistem. Dulu yang mengilhami saya karena ada beberapa pesantren telah memulai ini hingga pelosok,” terang Cak Nul.

Selain aktif sebagai tenant kampus IPB (Institut Pertanian Bogor), Cak Nul mengenal Dompet Dhuafa melalui seleksi CFP (Call For Proposal) pada Maret 2019. Ia menjajaki ajuan proposalnya, dan lolos tahap pertama.

“Lolos, presentasi, kemudian lolos lagi hingga 5 (lima) besar dari ratusan peserta. Pernah ikut mengajukan program lain selain Dompet Dhuafa sebelumnya, tapi belum jodoh”, aku Cak Nul.

“Juga dari lembaga lain, menurut saya hanya Dompet Dhuafa yang tahu persis persoalan seperti ini. Namun cocok dengan hal spiritual, syariat agama juga. Intinya saya yakin dengan Dompet Dhuafa,” lanjutnya.

Bertahun-tahun mencari mitra non-bank untuk pengembangan usahanya. Cak Nul mendapatkan banyak respon. Akan tetapi beberapa konsep sinergi dirasa kurang cocok, terutama perihal syariat Islam. Juga kendala pada mesin produksi bamboo laminasi elektronik tersebut. Belum ada banyak tersedia di pasaran, kebanyakan adalah custom dan inovasi. (Dompet Dhuafa/Dhika Prabowo)