Institut Kemandirian Ajak Santri Jadi Conten Creator

CILEGON, BANTEN — Dalam rangka mengikuti berbagai arus perubahan serta menyesuaikan dengan kehidupan baru (New Normal) termasuk mengenai peningkatan interaksi dengan media digital, Institut Kemandirian Dompet Dhuafa terus berusaha berinovasi dan bermanfaat untuk masyarakat luas, melihat perlu adanya sebuah upaya melatih dan mempersiapkan SDM yang menguasai kemampuan dibidang tersebut.

Dengan berkolaborasi dengan Yayasan Mengetuk Pintu Langit, Institut Kemandirian Dompet Dhuafa memberikan pelatihan Digital Marketing berbasis kanal YouTube bagi para Santri yang diberi nama Program “Santri YouTuber Indonesia”. Bertempat di Aula Yayasan Mengetuk Pintu Langit, Cilegon Banten, pelatihan Santri YouTuber Indonesia ini menyasar para santri yang berada di daerah Banten. Diikuti oleh 20 (dua puluh) orang peserta yang berasal dari  9 (sembilan) pesantren yang berbeda di Banten, seperti Cilegon, Lebak, Serang, juga Pandeglang. Pelatihan tersebut  berlangsung dari  Sabtu (27/2/2021) hingga Senin (1/3/2021).

“Program Santri YouTuber Indonesia ini sebagai ikhtiar Dompet Dhuafa bersama pesantren untuk turut mengabarkan syiar Islam yang rahmatan lil alamin yang lebih masif dan lebih maju,” ujar Abdurrahman Usman, Direktur Institut Kemandirian Dompet Dhuafa.

Bukan hanya sekedar untuk bisa membuat video yang bisa dinikmati, namun Santri peserta diharapkan bisa mengaplikasikannya di pesantrennya masing-masing. Peserta diharapkan bisa membuat branding masing-masing pesantren, menjadi seorang konten YouTuber, konten creator dan bisa membuat video dokumenter.

“Tujuannya, bukan sekadar membuat video konsumsi pribadi, tapi membuat karya-karya yang produktif dan bermanfaat bagi umat,” tambah Usman.

Dalam pelatihan tersebut, para peserta dibekali berbagai kemampuan membuat skenario video, teknik pengambilan video, editing video menggunakan aplikasi Kine Master. Para Santri juga diajak untuk memahami akun YouTube sebagai kanal media yang nantinya akan menjadi wadah para peserta berkreasi dan syiar hal-hal positif di dunia maya.

Tidak hanya pelatihan, santri peserta juga diberikan pendampingan pasca pelatihan. Santri YouTuber Indonesia ini dilanjutkan secara intens selama 28 hari secara online dengan didampingi untuk mengembangkan masing-masing skill kreativitas yang dimiliki para peserta hingga bahkan hingga bisa menjadi penggerak ekonomi di masa pandemi.

"Senang materi yang diberikan sangat luar biasa dan sangat bermanfaat sekali untuk kami. Setelah mengikuti pelatihan ini nantinya saya ingin lebih mengembangkan lagi dan berbagi dengan adik-adik di pondok," aku Sitinuraeni, peserta asal Pondok Pesantren Ilmu Al-Qur'an (PPIQ) Banten. (Dompet Dhuafa / IK / Zulfana)