Ke Pulau Karampuang Mamuju, DMC Kirim Layanan Medis dan Bantuan Logistik

MAMUJU, SULAWESI BARAT — Menyeberang ke Pulau Karampuang, Tim Respon Disaster Management Centre (DMC) Dompet Dhuafa membawa sejumlah bantuan logistik menggunakan kapal motor kayu pada Rabu (17/2/2021). Terdapat salah satu wilayah yang paling terdampak disana yaitu RT Talang, Dusun Sepang, yang merupakan wilayah perbukitan tertinggi di Pulau Karampuang.

“Akses ke Pulau Karampuang, menempuh waktu sekitar 30 menit. Menyeberang laut dari Pelabuhan Mamuju ke Karampuang Satu, kemudian dilanjut perjalanan kaki mendaki 30 menit dan sebagian menggunakan kendaraan motor roda dua untuk prioritas membawa bantuan,” ungkap Taqi Falsafah, Koordinator Lapangan DMC pada Respon Gempabumi Sulbar, Kamis (18/2/2021).

Ia tambahkan, “Dusun Sepang di pulau ini sangat butuh terpal tenda juga air bersih, sementara sumber air yang hanya dari PDAM belum mengalir sampai saat ini. Untuk minum saja warga hanya mengandalkan tampungan air hujan”.

Meskipun pasca gempabumi warga sudah mulai beraktivitas normal, namun Tim DMC disana masih menggulirkan bantuan untuk dukungan kondisi penyintas gempabumi seperti mendirikan MCK, instalasi sumur bor air bersih, aktivasi Pos Hangat di area pengungsian, mobilisasi layanan PFA dan Medis juga ambulance.

“Selain bantuan logistik, kita juga gulirkan bantuan layanan Medis di Dusun Sepang, Pulau Karampuang. Karena warga mengaku baru satu kali ada bantuan medis itupun di awal fase bencana. Begitu juga di pengungsian tempat lain, masih banyak penyintas dengan kondisi yang seadanya,” imbuh Taqi.

Ya, Tim DMC Dompet Dhuafa disana, hingga kini masih membersamai penyintas dengan ragam bantuan yang digulirkan. Pun masih siaga di Pos DMC serta Pos Layanan Medis di Desa Sulai, Kec. Ulumanda, Kab. Majene, juga di Jl. Soekarno Hatta No. 27, Kec. Sombori, Kab. Mamuju.

Hari ini, Kamis (18/2/2021), Tim Medis juga melakukan pelayanan kesehatan di RS. Lapangan Mamuju serta turut membuka Pos Medis di Dusun Tadui, Desa Pambangpao, Mamuju. Pun terdapat progres pembangunan MCK Permanen untuk jumlah pengungsi terdapat 47 KK 120 jiwa juga 200 jiwa santri di Pos Pengungsian Ponpes Al-Munawarah, Dusun Salutalawar, Desa Tadui, Mamuju.

Meskipun status tanggap darurat telah berakhir, tapi gempabumi M=5,9 dan M=6,2 yang mengguncang wilayah Sulawesi Barat pada 14-15 Januari 2021 lalu, masih pada situasi transisi pemulihan menuju normal. Pun penyintas yang masih mengungsi akibat dampak gempa tersebut hingga kini.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan daerah Sulawesi Barat yang diguncang gempa kini telah masuk dalam periode pascaseismik (post seismic). Ini adalah proses menuju kondisi yang kembali stabil dan normal setelah gempa.

“Saat ini Majene dan Mamuju memasuki kondisi post seismic dengan memahami bahwa gempa Majene dan Mamuju memiliki produktivitas gempa susulan yang sangat rendah,” kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam diskusi virtual yang diselenggarakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dipantau dari Jakarta pada Senin, 1 Februari 2021. (Dompet Dhuafa / DMC / Dhika Prabowo)