Kebun Pangan Keluarga, Solusi Di Tengah Pandemi (Bagian 1)

SIARAN PERS, DEPOK — Sejak kasus pertama pada Maret lalu, belum bisa diketahui kapan wabah Corona (Covid-19) bisa hilang dari Indonesia. Warga dihimbau untuk tetap berada di rumah, agar penyebaran virus bisa ditekan. Namun, kekhawatiran mulai meyelimuti masyarakat. Karena beberapa bahan pangan mengalami kenaikan harga. Sayangnya, daya beli masyarakat tak sebagus sebelum adanya pandemi. Ketahanan pangan nasional pun mulai diragukan.

Dompet Dhuafa telah menyadari hal tersebut dan mencoba meramu solusi preventif, agar ketahanan pangan bisa ditekan. Bahkan hingga level keluarga. Langkah preventif tersebut hadir dalam bentuk Kebun Pangan Keluarga. Sebuah progam kebun mikro yang memanfaatkan lahan kecil di rumah untuk memasok nutrisi harian secara mandiri.

“Kebun pangan keluarga adalah upaya Dompet Dhuafa dalam merespon pandemi covid-19 saat ini. Tepatnya di aspek ketahaanan pangan keluarga. Kita tidak tahu sampai kapan pandemi ini berlangsung. Sehngga ini berdampak pada rantai pasokan pangan. Sehingga penting bagi kita untuk mendorong rumah tangga itu bisa memproduksi pangan secara mandiri,” terang Udhi Tri Kurniawan, selaku General Manager Ekonomi Dompet Dhuafa.

Metode yang digunakanpun mengadopsi pertaniaan urban farming. Sebagai langkah mengatasi keterbatasan lahan di level rumah tangga. Tanaman sayur yang memiliki masa tanam pendek dijadikan prioritas utama, demi menyuplai ketersediaan harian.

“Yang kita tahu lahan yang ada di rumah tangga itu tidak besar. Jadi kita pakai konsep urban farming. Progam kebun pangan keluarga adalah menanam sayur yang bisa dipanen dengan cepat. Tanaman seperti bayam, selada, kangkung dan lain sebagainya menjadi pilihan. Kita pakai konsep polibag, juga bisa pakai vertical planter atau hodroponik,” tambah Udhi.