Kisah Jamal Alumni Institut Kemandirian: Dari Magang Hingga Menjadi Instruktur (Bagian Dua)

SIARAN PERS, DEPOK, JAWA BARAT — Ketika masa magang, oleh sang instruktur, Jamal mendapatkan sebuah tugas untuk membawa sebuah handphone rusak setiap kali ia berangkat ke tempat magang untuk diperbaiki. Ia cari beberapa handphone rusak milik para tetangga juga teman-temannya. Dari situ pula, masyarakat sekitar mulai mengenal Jamal dengan jasa service gadget/handphone.

“Semakin hari kabar menyebar, kalau saya bisa melayani service elektronik. Justru, saya mulai mendapat banyak penghasilan dari hasil service handphone yang dititipkan ke saya. Setiap pulang magang selalu ada HP yang dititipkan kepada ibu saya untuk saya bawa keesokan hari ke tempat magang. Lumayan, waktu itu hasilnya bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari dan bisa bantu sekolah adik saya,” aku Jamal.

Melihat perkembangan dan kegigihan Jamal yang begitu kuat, sang instruktur kemudian mengajak Jamal untuk ikut menemaninya, membantu memberikan materi pelatihan-pelatihan. Di situlah Jamal kemudian banyak melakukan upgrade diri untuk tidak hanya bisa service elektronik, melainkan juga mengajarkannya kepada orang lain.

“Setiap ada pelatihan-pelatihan di luar kota, saya selalu diajak oleh instruktur. Saya pertama kali naik pesawat pun juga karena di IK. Saat itu ke Aceh. Tidak nyangka dulu bisa naik pesawat ke wilayah-wilayah lain di Indonesia,” ujarnya.

Dirasa cukup mumpuni dan telah memiliki bekal dengan turut banyak memberikan pelatihan, Jamal kemudian ditetapkan sebagai seorang instruktur di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa. (Dompet Dhuafa / Foto & Penulis: Muthohar / Editor: Dhika Prabowo)