Kisah Ustaz Madroi, Perjalanan Delapan Tahun Memimpin Layanan BARZAH

BOGOR — Tepat 8 (delapan) tahun memimpin layanan BARZAH (Badan Pemulasaran Jenazah) Dompet Dhuafa, Ustaz Madroi menebar kabar inspirasi kepada jaringan insan Dompet Dhuafa hari ini, Senin (1/3/2021).

“Hari ini, tanggal 1 Maret 2021, adalah tepat delapan tahun saya memimpin layanan BARZAH. Ribuan jenazah dan penerima manfaat dengan ragam kisah telah kami temui dari setiap tugas ini,” aku Ust. Madroi.

Ia sampaikan, banyak kenangan manis, lucu, dan menegangkan. Ada juga cerita yang logic, unik, bahkan sampai yang berbau mistik, semua tertulis di buku harian Tim BARZAH. Membutuhkan kesabaran tingkat tinggi memang dalam tugas layanan ini, apalagi saat kita berusaha meyakinkan kepada petugas atau driver ambulance yang baru bergabung agar tetap nyaman. Mereka harus beradaptasi dengan area kerja yang harus menyambangi TPU (Tempat Pemakaman Umum) dan kamar jenazah yang sunyi nan sepi, pun beradaptasi dengan waktu yang tanpa jadwal.

“Tengah malam harus berdampingan dengan sosok yang sudah terbujur kaku. Sebanyak 4.886 jenazah yang sudah kita hantarkan dalam dan luar kota. Juga 8.766 orang menerima manfaat pelatihan pemulasaran jenazah ini,” ungkapnya lagi.

Ust. Madroi juga mengisahkan, pernah ada petugas yang baru satu bulan langsung mundur dari tugas karena beberapa kali mimpi seram setelah mengantar jenazah. Ada juga yang keluarganya tidak merestui dan macam lain masalahnya. Tak lain hanya sabar, karena banyak sekali pelajaran dan hikmah yang kita bisa ambil.

“Jadi tahu juga, kadang ada jenazah yang kita antarkan tapi ditolak keluarganya hanya karena masa hidupnya dia serakah dengan warisan orang tuanya,” seru Ust. Madroi.

Ia juga katakan, “Ada jenazah yang malah diperebutkan oleh sang keluarga sampai mobil BARZAH dihadang ditengah jalan. Pokoknya ini jenazah yang punya istri dua, istrinya pada rebutan, unik dah”.

Suatu hari, ada satu perjalanan ke daerah Rangkas, Lebak, Banten. Kala itu perjalanan sore menjelang maghrib ditengah hutan. Dengan cuaca hujan deras, keluarga yang mendampingi jenazah kesurupan. Lokasi yang tidak ada penduduk dan tanpa signal itu membuat Tim BARZAH sulit untuk berbuat sesuatu. Tapi dengan ketenangan semua bisa terkendali dengan baik.

"Alhamdulillah, jiwa kemanusiaanlah yang mengubah kami dari takut menjadi berani. Jiwa kemanusianlah yang mengubah kami dari jijik menjadi melayani. Jiwa kemanusianlah yang mengubah hidup kami menjadi bermanfaat untuk umat. Bersama layanan BARZAH, saya akan terus berkarya untuk Indonesia Berdaya,” ujar Ust. Madroi. (Dompet Dhuafa / Ust. Madroi / Dhika Prabowo)