Klinik Apung Jamah Masyarakat Pesisir NTB

SIARAN PERS, NUSA TENGGARA BARAT — Pulau Lombok (Nusa Tenggara Barat) terdiri atas bentangan pulau-pulau yang elok nan eksotis. Di sisi lain, juga memberikan tantangan bagi pemerintah dalam penyediaan dan pemerataan layanan kesehatan bagi masyarakat pesisir pun antar pulau tersebut. Klinik Apung melalui program Pulau Sehat Indonesia, menjadi salah satu layanan yang strategis untuk wilayah selatan Lombok Barat yang dikenal memiliki banyak pulau kecil, namun belum tersedia cukup akses kesehatan.

Klinik Apung menjangkau 10 wilayah di 4 (empat) Desa di Lombok Barat, yakni Dusun Cemara (Desa Lembar Selatan), Teluk Gok, Telaga Lupi, dan Gresak Dusun Medang (Desa Sekotong Barat), Dusun Gili Gede, Dusun Gedang, Dusun Tanjungan, Dusun Labuan Cenik (Desa Gili Gede Indah), Dusun Orong Bukal (Desa Gili Gede Indah), dan Dusun Labuan Poh (Desa Batu Putih).

"Lokasi-lokasi tersebut dipilih karena akses menuju fasilitas kesehatan (puskesmas), sulit dijangkau oleh masyarakat disana. Seperti halnya di Dusun Bangko-Bangko, masyarakat harus menempuh perjalan (± 3 Mil) jalur laut dan jalur darat (± 20 Km) ke Puskesmas terdekat di daerah Pelangan, Kab. Lombok Barat", jelas dr. Yeni Purnamasari, General Manager Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa (Selasa, 16/6/2020).
 
Pelayanan Klinik Apung dilakukan satu kali tiap minggunya. Menjangkau 2-3 titik lokasi pelayanan dengan waktu perjalanan dan pengobatan sekitar 5-6 jam. Rute perjalanan Klinik Apung yaitu Dusun Cemara – Gresak – Teluk Gok – Telaga Lupi – Desa GGI – Dusun Bangko – Bangko Desa Batuh Putih. Pelayanan kesehatan yang diberikan berupa pemeriksaan dokter umum, pengobatan, dan promosi kesehatan. Terlebih edukasi CEKAL (Cegah Tangkal) Corona dalam memutus rantai penularan Covid-19 di masa pandemi ini.

Selama 8 (delapan) bulan aksi pelayanannya, sejak April hingga Desember 2019, tercatat sebanyak 976 pasien terlayani, 72% perempuan dan 28% laki-laki. Berdasarkan diagnosis 10 penyakit terbanyak, terdapat penyakit Hipertensi menjadi penyakit terbanyak kedua sebesar 118 kasus, yang akan menjadi fokus perhatian lanjutan dari program Klinik Apung ke depannya oleh LKC (Layanan Kesehatan Cuma-cuma) Dompet Dhuafa Cabang NTB.

"Penyakit Hipertensi ini hampir ditemukan di setiap lokasi sehingga perlu ditindaklanjuti dengan pemantauan berkala untuk deteksi faktor resiko Penyakit Tidak Menular tersebut. Alhamdulillah, masyarakat menyambut baik pelayanan Klinik Apung tersebut, karena perlu perjalanan laut yang cukup jauh dengan biaya yang cukup besar. Jika melewati jalan darat, akses jalan masih rusak", lanjut dr. Yeni.

Kehadiran Klinik Apung – Pulau Sehat Indonesia merupakan hasil sinergi Dompet Dhuafa bersama PT. Kimia Farma (Persero) Tbk, Rumah Cerdas, dan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat yang diresmikan sejak 4 April 2019 lalu. Pelayanan Klinik Apung – Pulau Sehat Indonesia juga didukung oleh kader sehat yang ada di setiap lokasi yang menjadi penggerak dan pendamping masyarakat di setiap pelayanan. Serta sesekali diikuti oleh puskesmas setempat.

"Diharapkan kedepannya program Klinik Apung tidak hanya terfokus pada layanan kuratif namun juga intervensi terhadap masalah kesehatan prioritas berdasarkan data kasus penyakit, juga intervensi masalah sanitasi yang juga ada di pulau tersebut", tutup dr. Yeni. (Dompet Dhuafa/LKC NTB)