Kolaborasi Adira Insurance Syariah dan Dompet Dhuafa: Bantu Penguatan UMKM Terdampak Corona

SIARAN PERS, SEMARANG, JAWA TENGAH — Survei Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada Mei 2020, sebanyak 94,69% Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mengalami penurunan penjualan akibat pandemi Covid-19. Atau setara dengan 60 juta dari data keseluruhan (64 juta unit) UMKM di Indonesia. Berdasarkan skala usaha, penurunan penjualan lebih dari 75% dialami oleh 49,01% usaha ultra-mikro, 43,3% usaha mikro, 40% usaha kecil, dan 45,83% usaha menengah.

Sedangkan berdasarkan lama usaha, penurunan penjualan lebih dari 75% dialami oleh 23,27% usaha berusia 0-5 tahun, 10,9% usaha berusia 6-10 tahun dan 8,84% usaha yang telah berjalan lebih dari 10 tahun. Kemudian dari segi metode penjualan, penurunan penjualan lebih dari 75% dialami oleh 47,44% usaha penjualan offline/fisik, 40,17% usaha penjualan online, dan 39,41% usaha dengan metode penjualan offline sekaligus online.

“Pandemi Covid-19 menyebabkan profit usaha menurun secara signifikan akibat biaya produksi tetap atau bahkan meningkat sementara penjualan menurun. Biaya usaha yang mengalami peningkatan selama pandemi yaitu bahan baku, transportasi, tenaga kerja, dan biaya lain-lain,” terang Kepala Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Agus Eko Nugroho, dalam sebuah Webinar bertajuk ‘Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Kinerja UMKM: Mitigasi dan Pemulihan’ pada Senin (29/6/2020).

Jika kita merunut kembali, UMKM Indonesia berkontribusi besar terhadap produk domestik bruto (PDB). UMKM Indonesia menyumbangkan hingga Rp 8 triliun ke PDB Indonesia (atas dasar harga berlaku) dari total PDB yang sebanyak Rp14 triliun. Artinya 57,14% – 61,07% PDB berasal dari UMKM.

Melihat kenyataan di atas Adira Insurance Syariah menggandeng Dompet Dhuafa dalam program ‘Penguatan UMKM di Masa Pandemi’ yang diselenggarakan di empat kota, yakni Semarang, Surabaya, Tasikmalaya, dan Bali, melalui unit program koperasi Social Trust Fund (STF) Dompet Dhuafa. Adapun program ini bertujuan untuk memberikan bantuan kepada unit UMKM yang sempat terhenti akibat pengaruh dari pandemic Covid-19 di Indonesia. Dengan total penerima manfaat sebanyak 100 unit UMKM.

Melalui program ini, UMKM mendapatkan bantuan finansial dan pendampingan berwirausaha, ”Di Semarang sendiri, dari 2015 hingga sekarang STF Dompet Dhuafa Semarang memiliki anggota atau penerima manfaat sebanyak 200 anggota. Pola kerja sama yang dilakukan biasanya kita mendatangi atau istilahnya ‘menjemput bola’ untuk melakukan asesmen apakah sesuai dengan kriteria untuk dibantu. Kita juga terbuka bagi mereka yang ingin dengan sendirinya bergabung menjadi anggota. Selama sesuai dengan kriteria dan hasil asesmen yang kami lakukan,” sebut Sholihin selaku Ketua STF Dompet Dhuafa Semarang (Kamis, 3/12/2020).

Muhammad Adib, penjual bakso keliling di Bandarhajo, Semarang Utara, Kota Semarang. Merupakan anggota STF Dompet Dhuafa Semarang dan penerima manfaat program Penguatan UMKM, menuturkan cukup sulit berjuang selama pandemi Covid-19. Jika sebelum pandemi mampu merogoh untung sebesar Rp 600 ribu perhari, namun setelah pandemi mengalami penurunan menjadi Rp 300 ribu. Sedangkan untuk modal bahan pembuatan bakso memakan biaya Rp 350 ribu.

“Dahulu sempat minjam ke sana-sini untuk mendapatkan bantuan. Namun Alhamdulillah setelah gabung menjadi anggota STF Dompet Dhuafa Semarang, mendapatkan bantuan secara finansial, keterampilan bahkan semangat berwirausaha. Meski di pandemi seperti ini kita tetap harus lebih berjuang kerjas daripada biasanya, tapi yang penting dilakukan saja dulu. Jalani saja dulu. Karena saya yakin yang terdampak tidak hanya saya. Melainkan banyak pihak yang terdampak,” aku pria yang biasa disapa Mas Lanang. (Dompet Dhuafa / Fajar)