LKC Dompet Dhuafa Banten Dekalarasikan Kampung Sehat Sanitasi Di Serang

SERANG — Bertempat di Kampung Ciwaru, kelurahan Cipocok, Kecamatan Cipocok Jaya, Banten, Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa dan warga setempat, mendeklarasikan Kampung Sehat Sanitasi (Sehati) pada Rabu (20/11/2019). Kampung Ciwaru menjadi kampung pionir dalam kampanye sanitasi sehat di Kota Serang. Diharapkan dengan adanya kampung sehati tersebut, bisa menjadi media dakwah kesehatan kepada wilayah-wilayah lain di Kota Serang.

"Kita berusaha membuat gerakan dakwah melalui kesehatan, bagaimana mengajak masyarakat untuk lebih sehat. Buang air besar sembarangan merupakan bagian yang harus kita dakwahi. Kami akan bersama-sama dengan warga bermitra dengan dana umat untuk menyehatkan masyarakat. Kesehatan tersebut ujungnya adalah untuk menjadi kesehatan bagi kita semua,” terang Sifing Lestari, selaku Ketua LKC Dompet Dhuafa.

Dompet Dhuafa melalui LKC sudah sejak 2017 mengampanyekan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Melihat angka kesadaran sanitasi di Indonesia masih terhitung sedikit, terutama di Provinsi Banten. Seperti yang terjadi di Kampung Ciwaru, dimana ada sekitar 32 KK yang sebelumnya tidak memilki jamban di rumahnya. Sanitasi dilakukan di berbagai tempat, seperti kebon atau sungai. Tentu hal tersebut tidak baik untuk kesehatan. Namun setelah adanya intervensi dari LKC Dompet Dhuafa, hari ini desa tersebut menjadi kampung sehat sanitasi, dengan seratus persen warga memilki jamban sehat keluarga.

“Ini merupakan hasil dari pencapaian pilar 1 STBM. Tadinya ada 32 Kepala Keluarga yang tidak punya jamban keluarga dan BAB sembarangan. Setelah kita lakukan pemicuan dan pendampingan, 32 KK tersebut berubah pola sanitasinya jadi stop BAB sembarangan dan membuat jamban sehat keluarga," jelas Danan Panggih Wisastra, selaku Supervisior Program LKC Dompet Dhuafa Banten.

Bukan hanya pencapaian secara insfrastruktur sanitasi, namun pembangunan karakter sehat yang menjadi tujuan dalam progam STBM dari LKC. Warga yang sebelumnya kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan dan wawasan sanitasi, kini menjadi lebih peduli. Bahkan dari setiap jamban yang dibuat keluarga, dibangun secara gotong-royong.

“Sebelum ada program (STBM), dulu warga kalo buang air sembarangan. Bahkan ada yang diselokan. Tapi Alhamdulillah setelah ada program tersebut, warga buang airnya di jamban. Para warga mau untuk diajak bergotong-royong. Mereka bersama-sama membangun Jamban sehat. Sudah tidak lihat lagi ada kotoran di depan mata," jelas Samlawi, selaku Kepala RT setempat. (Dompet Dhuafa/LKC/ Zul)