Motor Gizi: Optimalkan 28 Kader Kesehatan untuk Tekan Angka Stunting di Garut

GARUT, JAWA BARAT — Dompet Dhuafa bersama Paragon, dan Puskesmas Guntur, tekan angka stunting dengan optimalisasi kader kesehatan melalui MOZI MASAGI (Motor Gizi – Makanan Sarat Gizi) yang diluncurkan pada Rabu lalu di Joglo Garut, Jayaraga, Kec. Tarogong Kidul, Kab. Garut, Rabu (10/2/2021). MOZI MASAGI dalam tahap pertama akan aktif untuk di wilayah Ciwalen, Kec. Garut Kota, Kabupaten Garut.

Mengingat Garut merupakan salah satu wilayah dengan angka stunting tertinggi secara nasional, berada di peringkat ketiga. Namun dalam tiga tahun terakhir, angka stunting menunjukan penurunan yang cukup signifikan. “Pada tahun 2017, Garut divonis memiliki angka stunting tertinggi secara nasional yakni 43,2. Tahun 2018 menjadi 34,2 persen. Terakhir di 2019 kita sudah ada di angka 27,03 persen,” ungkap Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Garut, Sri Prihatin.

Pemerintah menetapkan target angka stunting nasional agar turun mencapai 14 persen di tahun 2024. Salah satu upaya yang dilakukan ialah dengan memaksimalkan peran kader kesehatan. Kader kesehatan dianggap jauh lebih dekat dan mengenal kondisi masyarakatnya. Sehingga pengentasan stunting dinilai akan jauh lebih efektif.

“Melalui kader kesehatan akan menjangkau lebih jauh masyarakat. Terutama di masa pandemic seperti ini. Karena kader kesehatan juga merupakan garda terdepan dalam menangani kesehatan masyarakat,” jelas Ernawati selaku Penanggungjawab program MOZI MASAGI di Garut.

Baca Juga: http://dompetdhuafa.org/id/berita/detail/Dompet-Dhuafa-Luncurkan-MOZI-MASAGI–Layanan-Kesehatan-Gizi-di-Tengah-Pandemi

Dalam penerapan program ini di Garut, tim menurunkan 28 kader kesehatan yang tergabung dalam Pos Sehat Perempuan, balai kesehatan cuma-cuma kemitraan Dompet Dhuafa dengan fasilitas bidan praktek. Mereka akan menjalankan program MOZI MASAGI kepada 14 RW. Selama dua minggu tim akan melakukan evaluasi setiap hari dengan melakukan pendampingan/sosialisasi gizi, dan memberikan asupan gizi ke rumah-rumah. Bermodalkan dua unit motor dengan bagasi kotak makanan.

Pendampingan juga akan terus dilakukan dengan tetap menerapkan protokol pencegahan Covid-19. Mengingat Covid-19 juga turut andil dalam mempengaruhi asupan gizi masyarakat. Bagi masyarakat yang kehilanga pekerjaan, akan sulit untuk memperoleh asupan gizi yang cukup bagi keluarga, terutama bagi balita dan ibu.

“Harapannya program ini juga bisa dijalankan di keluarahan-kelurahan lain”, pungkas Ade Sri selaku penerima manfaat program MOZI MASAGI.

Program ini menargetkan 1000 unit motor gizi dengan titik persebaran di seluruh Indonesia. Dalam waktu mendatang program ini akan digencarkan di wilayah Serang (Banten), Jakarta Timur (DKI Jakarta), Bogor (Jawa Barat), Oebelo (NTT), Gili Gede Indah (NTB), Gunungkidul (Yogyakarta), dan Banda Aceh (Aceh). Sehingga setiap lokus persebaran stunting di Indonesia bisa terjamah dan tertuntaskan.

“Dalam tataran bahasa Sunda, MASAGI juga memiliki arti seorang yang sudah sempurna baik fisik, mental atau spiritual. Sehingga harapan dari program ini akan mencetak genari-generasi yang masagi atau sempurna dari segala aspek,” tutup Ernawati. (Dompet Dhuafa / Fajar)