Panen Padi Metode SRI, Jaga Ketahanan Pangan Nasional

SIARAN PERS, WONOGIRI — Di tengah guyuran berita tentang Covid-19 yang membuat kita khawatir. Terselip kabar gembira dari Desa Tukulrejo, Kecamatan Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri. Kelompok Petani Ngudi Mulyo binaan Dompet Dhuafa dan LKP Lembah Kamuning mulai melakukan Panen. Tepatnya pada Rabu, 1 April 2020, Mbah Misno (64), memanen di lahannya seluas 2.000 M² dengan  hasil  50 sak (2 Ton)  Gabah Kering. Panen diperkirakan akan terus berlangsunh hingga pertengahan April mendatang.
Sebelumnya, Oktober 2019, Kelompok  yang beranggotakan 30 orang tersebut, menjalani training in class selama 5 hari. Mereka mempelajari teori penanaman padi dengan metode SRI (System of Rice Intensification ), dilanjutkan Sekolah Lapang  selama 5 bulan di lahan seluas total 2,25 Ha. 

“Alhamdulillah, selama Sekolah Lapang, Petani  dapat mengamati, mempelajari kendala-kendala berikut solusi yang diambil. Target 15 Ton Gabah Kering Panen insyaa Allah tercapai. Setelah melihat perkembangannya yang positif,” ujar Kimin, Pendamping Program Pertanian Sehat Terpadu.

SRI merupakan sistem produksi pertanian holistik dan terpadu, dengan mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro ekosistem secara alami.  Langkahnya melalui cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air, udara dan mikro organisme serta sinar matahari. Sehingga mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup berkualitas, serta berkelanjutan. SRI merupakan model pertanian hemat air, khususnya pada tanaman padi. Tentunya sejalan dengan upaya mengantisipasi kekurangan, krisis air bahkan kesulitan air. Sebagaimana yang dirasakan di beberapa daerah di Pulau Jawa.

“Sebagai perbandingan, Penanaman dengan metode SRI menghasilkan 6-7 Ton / Ha Gabah Kering Panen. Sedangkan metode konvensional, menghasilkan 3,5 – 4 Ton/Ha Gabah Kering Panen,” lanjut Kimin.

Selain di Tukulrejo, Dompet Dhuafa Bersama LKP Lembah Kamuning juga mendampingi kelompok tani di Desa Wiroko & Cangkringan Kec. Tirtomoyo, Kab. Wonogiri, dan Desa Rejosari, Kab. Madiun, serta Desa Ngompro, Kab. Ngawi, dengan total penerima manfaat 120 Petani.

Direktur Program Dompet Dhuafa, Bambang Suherman, pada Rabu (1/4/2020) menambahkan, "Di tengah penyebaran wabah COVID19, kami berharap sumber-sumber pangan bisa tetap produktif. Karena beras adalah komoditi utama, maka Dompet Dhuafa memiliki konsen yang cukup kuat untuk membantu petani dalam meningkatkan kapasitas produksinya".

Harapannya, program tersebut dapat diduplikasi di daerah lain. Sehingga ketahanan pangan nasional dapat tercapai di semua wilayah. (Dompet Dhuafa/Divisi Ekonomi)