Pantang Pulang Sebelum Aman, Suka Duka Relawan Kemanusiaan (Bagian 2)

SIARAN PERS, TANGERANG SELATAN — Resiko lainnya, mereka menjadi salah satu kelompok yang sangat rentan terinveksi. Karena seringnya bersinggungan di luar ruangan, bahkan mungkin sesekali masuk di zona merah. Tim semprot disinfektan sendiri memiliki intensitas tugas yang lumayan padat. Namun tidak setiap hari. DMC memberlakukan intensitas tugas timnya yaitu 2 hari tugas 1 hari libur. 

Selain itu, kekhawatiran semakin bertambah sebab mereka juga memiliki keluarga di rumah yang harus dilindungi. Tidak sedikit relawan-relawan memilih untuk tidak pulang ke rumah, meski rumahnya dekat. Dalam hal ini, DMC Dompet Dhuafa menyediakan mess tempat tinggal khusus untuk para relawan garda terdepan.

“Banyak yang lebih memilih untuk tidak pulang ke rumah demi keamanan keluarga di rumah. Jadi kami nenetap di markas DMC. Berangkat tugas pagi, balik malam, tidur di mess. Terus besok paginya berangkat tugas lagi,” imbuh Bagus, ikut bercerita. 

“Sesekali kadang pulang. Itu pun harus sangat waspada. Saya di rumah memiliki SOP sendiri. Jadi kalau saya pulang, tidak ada yang boleh mendekat dulu. Disemprot dulu semua barang-barang yang saya bawa, termasuk hp, motor dan lainnya. Kemudian Saya langsung menuju kamar mandi. Baju-baju direndem pakai sabun dan air anget, saya mandi. Setelah semua dirasa steril baru boleh bercengkrama dengan keluarga,” sahut Asep menambahkan.

Hal serupa juga dikatakan oleh tiga lainnya. Meski begitu, keempat tim Delta tersebut mengaku senang dapat turut berkontribusi memerangi musuh tak kasat mata ini. Meski risikonya tinggi, namun mereka bahagia saat saat melihat orang-orang yang mereka bantu merasa aman. Tangis dan senyum dari para warga menjadi bahan bakar semangat mereka. (Dompet Dhuafa/Muthohar)