Pelatihan Pemulasaraan Jenazah Covid-19 untuk Tenaga Medis RS Harapan Kita

SIARAN PERS, JAKARTA – Badan Pemulasaran Jenazah (BARZAH) Dompet Dhuafa memberikan pelatihan khusus pemulasaraan jenazah Corona (Covid-19), bagi tenaga medis di Rumah Sakit Anak & Bunda Harapan Kita, Palmerah, Jakarta Barat, pada Jum’at (24/4/2020) siang. Pada pelatihan khusus tersebut, bagian Rohis RS selaku penyelenggara, melibatkan seluruh perawat dan tenaga medis untuk turut mengikuti pelatihan. Namun, karena berbagai keterbatasan dan pembatasan, panitia membatasi maksimal hanya 20 peserta saja yang diperkenankan hadir. Itupun diatur pembatasan jarak antar peserta, sebagai penerapan physical distancing. 

Selebihnya, panitia memfasilitasi webinar yang dapat diakses oleh seluruh tenaga medis RS Harapan Kita secara daring dari tempatnya masing-masing. Selain itu, panitia juga merekam seluruh aktivitas, pemaparan dan simulasinya, guna dibagikan kepada tenaga medis yang saat itu tidak dapat mengikuti pelatihan maupun webinar.

“Pelatihan ini diikuti oleh seluruh tenaga medis RS Harapan Kita. Namun kami hanya menyediakan 20 kursi untuk peserta yang dapat mengikuti secara langsung. Yang lainnya dapat mengikuti melalui webinar,” ujar Hendi Muntaha, AMK, selaku ketua panitia dalam sambutannya.

Karena menyangkut perlakuan terhadap jenazah di tengah wabah yang sangat ekstrim, pemaparan dan pelatihan diselenggarakan dengan dua sudut pandang. Dari sudut pandang fikih sekaligus yang menjadi petugas penanganan jenazah, yaitu oleh Ustadz Madroi, selaku manajer Barzah, dan dari sudut pandang medis oleh dr. Dimas Dwi Saputro, Sp.A. 

Ustadz Madroi menjelaskan, pemulasaran jenazah kasus covid-19 berbeda dengan jenazah seperti pada umumnya. Ada hal-hal yang menjadi simpel dan dipermudah, ada hal lain yang menjadi lebih rumit. Kewajiban mengurus jenazah bagi muslim, ada 4 hal. Yaitu memandikan, mengkafani, menshalati dan terakhir memakamkan. Kewajiban pertama, ketiga, dan keempat menjadi lebih ringkas untuk jenazah yang berstatus meninggal karena Corona. Sebaliknya untuk kewajiban poin kedua, menjadi lebih ekstra penanganannya. 

“Proses pemulasaran jeazah covid-19, bisa dikatakan lebih simple, bisa dikatakan lebih rumit juga. Rumitnya karena akan ada prosedur-prosedur tambahan, khususnya pada tahap mengkafani atau pembungkusannya,” terang Ustadz Madroi.

Selain penjelasan dan pemaparan tentang penanganan jenazah covid-19, juga diadakan simulasi proses pemulasaran jenazah hingga siap untuk dimakamkan. Dengan diadakannya pelatihan tersebut, apabila suatu saat terjadi kasus pasien Corona meninggal, para tenaga medis atau perawat dapat menangani jenazah dengan aman dan dengan prosedur benar. (Dompet Dhuafa/Muthohar)