Pengaruh Pandemi Pada Stunting, Diskusi Dompet Dhuafa Peringati Hari Gizi Nasional

JAKARTA — Pandemi yang tak kunjung usai turut memberikan kekhawatiran pada setiap kalangan masyarakat. Salah satunya ialah para ibunda yang sedang membesarkan sang buah hatinya. Memeringati Hari Gizi Nasional ke-61, Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa mengadakan diskusi online dengan tema ‘Mengahadapi Ancaman Stunting di Tengah Pandemi’ pada Kamis (28/01/2021).

Memenuhi gizi balita penting demi memastikan pertumbuhannya, menurut UNICEF pandemi berpotensi menyebabkan peningkatan tajam dalam jumlah anak-anak yang mengalami masalah gizi di Indonesia atau secara global. Hal itu juga tidak lepas dari faktor kesulitan ekonomi yang dialami keluarga Indonesia selama pandemi ini.

“Pada masa pandemi ini banyak masalah yang ditimbulkan langsung dari adanya Covid ini. Karena keluarga juga terpengaruh dampak ekonomi, sehingga pemenuhan nutrisi keluarga pun juga ikut terganggu,” terang dr. Yeni Purnamasari, GM Kesehatan Dompet Dhuafa.

Dampak pandemi tersebut membuat keluarga tidak bisa memenuhi kebutuhan nutrisi karena memang pemasukan mereka menurun. Padahal untuk usia bayi, nutrisi sangat berpengaruh pada tumbuh kembangnya di masa depan. Bila bayi kurang nutrisi, maka akan berpengaruh kepada resiko stunting yang lebih tinggi.

“Bila bayi mengalami stunting, maka tingkat produktifitasnya nanti ketika dewasa hanya sekitar 53 persen, maka sangat disayangkan kalau ketika masa pandemi ini, bayi harus kekurangan gizi,” tambah dr. Yeni via aplikasi zoom.

Pembicara yang lain, yaitu dr. Hani Purnamasari sebagai spesialis anak mengatakan bahwa beberapa gizi bayi bisa ditunjang selama masih menyusui. Sedangkan ibu sendiri juga tetap menjaga asupan nutrisi juga, demi terpenuhinnya hak bayi. Mengingat nutrisi kompleks yang ada di ASI tidak bisa dipenuhi dengan makanan apapun.

“Tidak ada makanan atau minuman yang bisa menggantikan nutrisi kompleks yang ada di ASI. Karenanya, ibu juga bisa memberikan variasi jenis makanan yang diberikan ke bayi, ada sayur, buah, dan protein. Tentu dengan masih memperhatikan tekstur dan instensitasnya,” terang dr. Hani dalam pemaparannya.

Dompet Dhuafa sendiri telah mengantisipasi dampak covid bagi pemenuhan gizi bayi dengan progam Aksi Peduli Dampak Corona (APDC). Memanfaatkan jejaring kesehatan Dompet Dhuafa di daearah, tim melakukan skrining kepada bayi-bayi di daearah-daearah, edukasi gizi, hingga pamantauan berkala. Toatal ada 315 bayi yang mendapatkan skrining dari Dompet Dhuafa pada 2020 lalu. (Dompet Dhuafa / Fajar)