Pentas Budaya Cabang Dompet Dhuafa, Milad Virtual #27HarmoniKebaikan

SIARAN PERS, JAKARTA — Meskipun dilaksanakan secara virtual, semakin memperkaya ide-ide para insan Dompet Dhuafa dalam memperingati tasyakuran hari kelahiran Dompet Dhuafa yang ke-27 tahun. Sebelumnya, acara Milad Dompet Dhuafa yang biasanya digelar hanya sebatas di lingkungan Jakarta saja, pada usia ke-27 tahun pada Kamis (2/7/2020), rangkaian gelaran Milad Dompet Dhuafa digelar secara meriah se-Nusantara.

Bertajuk “Pentas Budaya Nusantara”, berbagai macam cara unik dilakukan para insan Dompet Dhuafa yang berada di cabang-cabang daerah di Indonesia dalam mengisi kemeriahan ulang tahun ke-27 itu. Ada yang mengemasnya dalam bentuk puisi, pantun, parodi, lagu dan nyanyian, bahkan video pendek napak tilas dengan ciri khas budaya daerah masing-masing.

Di Jawa Timur misalnya, para insan Dompet Dhuafa Cabang Jawa Timur mengemas ucapan milad berupa video pendek pantun-pantun parodi.

“Buto Ijo budal sekolah, lek sayang bojo ojo lali sedekah. Tuku soklat nang Eropa, Selamat Milad Dompet Dhuafa,” demikian sedikit cuplikannya.

Di Sumatra Utara, Dompet Dhuafa Waspada (Medan) mempersembahkan lantunan lagu-lagu khas daerah yang ada di Sumatra Utara. Di antaranya lagu “Selayang Pandang” yang dinyayikan oleh Halimah selaku Manager Program DD Waspada. Setelahnya ada lagu “Mbiring Manggis” yang dinyanyikan oleh Meliya Sari, “Pos Ni Uhur” oleh Aan Syahfitri dan Putri, “Ketabo” oleh Sulaiman dan Hafidh, “Kijom” oleh Rozi dan May, terakhir “Anak Medan” dilantunkan oleh Ajid dan Heru.

Masih dalam satu pulau Sumatra, Dompet Dhuafa Cabang Riau menyanyikan lagu rakyat yang sangat khas dan populer di Riau, yaitu 'Lancang Kuning'. Oleh Ali bastoni, Andrika Saputra, bersama rekan-rekan lainnya, dinyanyikan pula sang 'Lancang Kuning' sebagai persembahan milad Dompet Dhuafa ke-27 tahun.

Tak kalah menarik, Dompet Dhuafa Cabang Yogyakarta mempersembahkan sebuah video pendek napak tilas untuk usia 27 tahun yang masih berada dalam masa pandemi ini. Dalam video pendek tersebut, insan Dompet Dhuafa Yogyakarta mengenakan baju khas Yogya, menyampaikan bahwa di tengah pandemi, aktivitas masyarakat sangat berkurang, jalanan sepi, warung-warung tutup, masjid pun ditutup, segala aktivitas pendidikan dilakukan dari rumah, kantor-kantor pun tutup. Namun, tidak bagi kantor Dompet Dhuafa Yogyakarta, yang harus tetap buka dan harus selalu siaga, dan napak tilas akan membantu sesama.

Yang dilakukan, tak lain adalah untuk menjadi garda depan masyarakat Jogja dalam memerangi dan memberantas rantai penularan Covid-19. Tidak hanya itu, para insan Dompet Dhuafa juga harus berkali-kali memutar otak, supaya dapat mencetuskan solusi-solusi bagaimana masyarakat dhuafa tetap dapat bertahan hidup di masa pandemi.

Di akhir video, Dompet Dhuafa Yogyakarta berharap kepada masyarakat untuk turut mendoakan Dompet Dhuafa di usia yang ke-27 ini agar senantiasa semakin berkah, diberi kekuatan dan perkembangan, supaya dapat lebih baik dan lebih banyak membantu kemanusiaan di Indonesia. (Dompet Dhuafa/Muthohar)