Peran Dompet Dhuafa untuk P2P Di Indonesia

SIARAN PERS, JAKARTA — Pembangunan kesehatan merupakan pondasi terwujudnya SDM unggul, berkualitas dan berdaya saing. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) merupakan bagian integral dalam pembangunan nasional dan pembangunan daerah. Indonesia pada periode 2019 masih mengalami tantangan masalah kesehatan, yaitu penyakit menular seperti TB, Malaria, Kusta,HIV/AIDS masih menjadi beban angka 10 besar kesakitan dan kematian tertinggi. Penyakit tidak menular seperti Diabetes, Stroke, penyakit jantung, kanker dan lainnya menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia dengan pembiayaan kesehatan cukup besar. Stroke menjadi kasus kematian sebesar 21,1 %, penyakit jantung 12,9 %, Diabetes Militus dengan komplikasi 6,7 %, Tuberkulosis 5,7 % dan Hipertensi dengan komplikasi 5,3 %. 

Pembiayaan penyakit jantung di 2019 sebesar Rp.10,5 T, kanker Rp.3,4 T, Stroke Rp.2,5 T, gagal ginjal Rp.2,7 T, thalasemia Rp.490 M. Untuk mengatasi permasalahan di atas diperlukan peran aktif dan kolaborasi program kesehatan dengan seluruh pihak. Termasuk juga dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (Civil Society Organization).

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), pada 23-25 Februari 2020 mengadakan pertemuan dukungan LSM terhadap percepatan pencapaian program P2P, untuk melakukan koordinasi, komunikasi dan integrasi program dengan optimalisasi peran, serta fungsi masing-masing pihak.

Fokus program percepatan P2P pada upaya promotif preventif. Di dalamnya adalah promosi kesehatan, deteksi dini, pemberdayaan kesehatan berbasis masyarakat. Tujuannya untuk tercapainya perilaku Hidup Bersih dan sehat dalam upaya menurunkan angka kesakitan, serta kematian akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular di Indonesia. 

Dompet Dhuafa sebagai salah satu LSM Nasional berperan dalam pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Penyakit Menular Langsung (TBC), menjadi salah satu LSM yang berkesempatan menyampaikan peran dan program kesehatan dari 2 kelompok penyakit tersebut. Pada pertemuan yang dihadiri Dirjen P2P Kemenkes, Para Direktur di jajaran P2P, serta perwakilan masing-masing LSM sesuai bidangnya. 

Profil dan pembelajaran program kesehatan Dompet Dhuafa fokus pada pemenuhan akses dan layanan yang terjangkau. Melengkapi kesenjangan yang ada di lapangan, pemicuan kesadaran masyarakat, pelibatan aktif masyarakat dalam gerakan kesehatan di lingkungannya. Kemudian juga membangun aliansi strategis dengan berbagai pihak.

Optimalisasi pos sehat sebagai upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) dan kawasan sehat menjadi program unggulan dengan indikator program kesehatan terintegrasi di wilayah binaan program kesehatan Dompet Dhuafa.

Di bidang PTM, Dompet Dhuafa telah membentuk 40 Pos Sehat Bindu PTM, dengan  5 trainer terlatih, 21 fasilitator tenaga kesehatan, 248 kader terlatih dan 9.909 jiwa yang telah dilakukan deteksi dini faktor resiko PTM. 

Kemudian untuk bidang Tuberkulosis, sejak 2004-2019 Dompet Dhuafa bekerja sama dengan kemenkes, Aisyiah, LKNU, mitra, donatur dan relawan, dengan 5 layanan TB center berbasis klinik pratama yang terstandar DOTS dengan 280 tenaga kesehatan terlatih. Ada juga program TB komunitas dengan 2.116 kader terlatih, 66.530 penemuan terduga TBC, 4.078 kasus TB yang diobati dan 3.760 kasus TB yang dapat disembuhkan. 

Pertemuan dukungan LSM menghasilkan rekomendasi integrasi program dengan kemenkes dan disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis (Rakontek) P2P yang dihadiri Dirjen P2P, seluruh kepala dinas kesehatan dan perwakilan Puskesmas di Indonesia. Sinergi Dompet Dhuafa dan LSM dengan kementrian kesehatan dan seluruh dinas kesehatan sampai tingkat provinsi dan kabupaten/kota, menjadi salah satu kemitraan strategis dalam percepatan pembangunan kesehatan di Indonesia. (Dompet Dhuafa/dr. Yenni Purnamasari)