Perjalanan Dai Tapal Batas di Pulau Simatang (Bagian Dua)

SIARAN PERS, TOLITOLI – Pulau Simatang sendiri menjadi pulau yang ada di utara Sulawesi. Bila ke utara lagi, akan dijumpai laut Sulawesi sebagai pemisah antara Indonesia dengan Filipinan. Karena hal tersebut, Pulau Simatang bisa disebut pulau terluar Indonesia. Kebanyakan masyarakatnya merupakan keturuanan Suku Bajo, sebuah suku yang terkenal dengan kemahirannya dalam melaut. Tak ayal mayoritas masyarakat Simatang meruapakan nelayan dan mencari nafkah di lautan. Karena hal tersebutlah, keluarga di sana tidak sempat untuk mengajarkan ilmu agama pada anak-anak mereka. Karena kesibukan melaut yang terkadang memakan waktu hingga berminggu-minggu.

“Kondisi masyarakat di sana itu mayoritas nelayan. Mereka tergantung dengan kondisi angin. Sehingga masyarakat agak sulit membina anaknya untuk mengaji. Lantaran sibuk mencari nafkah. Sehingga masyarakat di sana juga sangat merindukan kehadiran seorang dai,” ungkap Hardy Agusman, selaku tim Corps Dai Dompet Dhuafa (Cordofa), sepulang dari Tolitoli pada bulan lalu.

Bukan tanpa alasan bila Yunus, tokoh agama setempat sangat senang ketika mengatahui Dompet Dhuafa akan menempatkan Dainya di sana. Sekalipun di pulau tersebut terdapat setidaknya empat masjid, cukup untuk skala pulau terluar. Namun, dengan masjid tersebut, tidak diimbangi dengan sumber daya manusia yang mengelolanya. Kehadiran Dai dari Cordofa diharapakan bisa memakmurkan masjid-masjid di Simatang menjadi oase keilmuan agama di pulau tersebut.

“Semangat masyarakat di sana sangat tinggi. Baik di dua desa, dengan empat masjid. Dengan volume yang cukup luas untuk skala pulau terluar. Tapi tidak diimbangi dengan pembinana yang memadai. Ada kecemburuan masyarkat kalau di kota atau di kecamatan dapat jatah penyuluhan agama. Namun tidak menjamah wilayah mereka. Jadi, mereka ternyata sangat menunggu kehadiran kita,” tambah Hardy.

Progam Dai Tapal Batas dari Cordofa Dompet Dhuafa merupakan progam penempatan dai di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar di Indonesia. Rencananya, para dai akan ditempatkan di Pulau Simatang pada Meret mendatang dan akan di sana selama setahun untuk menyiarakan keindahan Islam yang Rahmatan Lil Alamin. (Dompet Dhuafa/Zul/Hardy)