Perjalanan Dai Tapal Batas di Pulau Simatang (Bagian Satu)

SIARAN PERS, TOLITOLI — Pertengahan Januari, Hardy Agusman, salah satu Dai Cordofa (Corps Dai Dompet Dhuafa) terpaksa meneduh di salah satu rumah warga, ketika asesement di Desa Simatang, Pulau Simatang, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah. Angin besar tiba-tiba datang, Hardy dan rombongan pun terpaksa bermalam di desa tersebut. Namun takdir Allah datang dengan banyak cara yang unik. Angin besar menjadi wasilah bertemunya Hardy dengan Yunus, tokoh agama di desa tersebut. Setelah obrolan yang hangat dan jamuan sederhana, Hardy memutuskan untuk bertekad menghadirkan Dai di Desa Simatang.

“Hadirnya kami di sini dalam rangka untuk survey. Jika sesuai rencana, insyaa Allah kami akan menghadirkan Dai untuk membina masyarakat di sini,” terang Hardy, lembut menyampaikan maksudnya.

Bukan kepalang bahagianya Yunus. Karena kalimat Hardy seakan menjadi jawaban yang diberikan Allah atas doa-doanya selama ini. Sejak dulu, ia berharap akan ada dai yang bisa membantunya menyiarkan Islam di pulau tersebut. Bahkan kemauannya tersebut ia doakan hingga ke tanah suci.

“Ustadz, sejak tiga hari lalu saya berdoa kepada Allah agar ada Dai yang mau membina masyarakat di sini. Doa ini pula yang sempat saya panjatkan 2 bulan lalu, saat saya berangkat umroh ke tanah suci. Hari ini, alhamdulillah Allah ijabah doa saya dengan kehadiran ustadz yang akan mengirimkan Dai Dompet Dhuafa ke desa kami," akunya.

Desa Simatang menjadi salah satu dari sekian banyak destinasi dari progam Dai Tapal Batas Cordofa. Menjadi bagian progam dakwah dari Dompet Dhuafa, mencoba menyiarkan indahnya islam ke daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Pada 2019 lalu, Cordofa berhasil menempatkan dai nya hingga ke 19 titik daerah Indonesia. (Dompet Dhuafa/Zul/Hardy)