Sediakan Taman Baca, Gawai, Hingga Jaringan Internet untuk Pembelajaran Jarak Jauh

SIARAN PERS, TANGERANG SELATAN — Berbagai komplikasi masalah pembelajaran muncul sejak mulai diberlakukannya pembelajaran jarak jauh (PJJ). Menurut Faqih Syafaruddin, GM Remo Dompet Dhuafa, sebanyak 67 persen guru tidak mampu mengoperasikan gawai, apalagi siswa ataupun bahkan orang tua siswa. Belum lagi orang tua siswa yang harus mengeluarkan uang lebih untuk mendapatkan jaringan yang stabil. Dan masih banyak lagi permasalahan-permasalahan di dunia PJJ.

Dompet Dhuafa bersama lembaga-lembaga terkait memiliki ikhtiar bekerja sama untuk dapat memberikan bantuan dan fasilitas yang bisa mendukung adik-adik dalam pembelajaran secara daring. Disebabkan keterbatasan masyarakat yang sangat membutuhkan alat-alat penunjang dalam proses pembelajaran daring, Dompet Dhuafa berinisiasi membuat sebuah program, yaitu berupa pemberian gawai sesuai yang dibutuhkan oleh peserta didik, khususnya anak anak SD dan SMP.

Pada Rabu (19/8/2020), di Taman Baca Situ Rompong, Ciputat, Tangerang Selatan, Dompet Dhuafa menggelar kick-off program pengadaan fasilitas pembelajaran jarak jauh. Program tersebut berupa penyediaan taman belajar, gawai, dan jaringan internet. Selain itu, Dompet Dhuafa juga menggandeng komunitas sosial, Jihad Kecil, sebagai fasilitator pendamping para siswa selama melakukan pembelajaran jarak jauh.

“Kita sangat mengharap keterlibatan publik untuk support program ini. Supaya anak-anak tetap mendapatkan haknya menyerap ilmu dari guru-gurunya. Jika memang diperlukan, akan kami buka juga titik-titik selanjutnya. Namun tetap, yang kami harapkan pandemi ini segera berakhir,” ujar Faqih.

Meski menjadi program yang sangat bagus untuk menunjang pembelajaran siswa-siswa selama masa pembelajaran jarak jauh, namun Dompet Dhuafa berharap tidak sampai membuka spot-spot belajar online lainnya. Yang diharapkan adalah, pandemi ini segera berakhir dan siswa-siswa dapat kembali melakukan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka dengan guru-gurunya.

Hadir dalam acara kick-off, Super Volunteer Dompet Dhuafa Chiki Fawzi menceritakan pengalamannya, bahwa di pelosok justru semakin tinggi tingkat kebahagiannya. Suatu ketika di Sembalun, Lombok, untuk mendapatkan sebuah informasi saja si guru harus naik ke atas bukit supaya bisa mendapatkan sinyal untuk mengakses informasi. 

“Itu perjuangannya luar biasa. Ketika informasi itu didapat atau ada hal atau ilmu baru, anak-anak pun sangat senang," aku Chiki Fawzi.

Selanjutnya, Chiki memberi motivasi kepada para siswa dan orang tua, bahwa perjuangan selama masa pandemi ini sungguh luar biasa. Chiki pun mengapresiasi semangat anak-anak yang tinggi untuk tetap bisa belajar bersama guru-gurunya.

“Perjuangan ibu-ibu, orang tua, guru, sangat luar biasa selama pembelajaran daring ini. Mudah-mudahan dengan adanya taman baca ini, belajar jarak jauh jadi lebih efektif karena kolektif namun masih menerapkan sosial distancing. Dengan ini juga anak-anak dapat saling termotivasi. Para orang tua pun merasa tidak sendiri permasalahannya," seru Chiki kepada para siswa dan guru yang hadir. (Dompet Dhuafa/Muthohar)