Sekolah Kandang, Tempat Lahirnya Anak Cerdas di Dampal Selatan (Bagian Satu)

TOLITOLI, SULTENG — Fajar menyingsing lebih dini di Desa Bangkir, Kecamatan Dampal Selatan, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah. Guru Sarini (36), sudah siap dengan peralatan mengajarnya. Sebagai guru kelas, ia wajib datang lebih dulu sebelum para muridnya masuk kelas. Semata-mata untuk memberi teladan baik kepada anak didiknya.

Hari itu, Selasa (9/2/2021), adalah jatah bagi kelas ganjil untuk masuk sekolah di Madrasah Ibtidayah Nurul Ihsan, Dampal Selatan. Sejak wabah Covid-19, sekolah itu menerapkan aturan kelas ganjil-genap guna mengurangi kerumunan.

Sudah hampir pukul 7 pagi, para siswa bersiap masuk kelas, dan begitu juga dengan Guru Sarini. semua nampak normal, sebagaimana suasana sekolah pada umumnya. Sampai pada waktunya, semua siswa dan Guru Sarini lengkap berada di ruang kelas.

Seakan siapapun yang masuk ruangan tersebut dibawa mundur dua dekade ke belakang. Lantai tanah berpasir, dinding kayu yang telah ada sejak awal sekolah itu berdiri tahun 1994 lalu. Belum lagi kursi-kursi reyot yang nampak tak kuasa menahan polah tingkah para siswa. Hanya atap seng yang terlihat seperti benda modern di kelas tersebut.

“Beginilah, pak, kondisi kelas kita, lantai masih dari tanah, dinding kayu, atap reyot,” singkat begitu Guru Sarini mendeskripsikan sekolah tempat ia mengabdi.

Kelas mengenaskan tentu juga diiringi dengan cerita haru dibaliknya. Bila terik siang datang, sudah pasti hawa panas menyelimuti seluruh sudut kelas. Muridpun sibuk menulis dan sibuk mengipasi diri secara bersamaan. Bila giliran hujan datang, seringkali air masuk ke dalam kelas. Tidak jarang kelas tiba-tiba bubar dengan sendirinya karena datangnya hujan.

Tidak kalah dari itu, di samping kelas, berdampingan dengan sebuah kandang sapi milik warga. Karenanya, orang sekitar menjuluki kelas tersebut dengan ‘Sekolah Kandang’. Bila cuaca berangin, akan membawa aroma tidak sedap ke dalam kelas.

“Anak-anak suka panggil kelas ini sebagai ‘Sekolah Kandang’, karena memang mirip kendang, haha, dan kebetulan disamping sekolah kita ada kendang sapi. Kalau tertepa angin, aroma bau pasti masuk,” tambah Guru Sarini.

Walau begitu, MI Nurul Ihsan terkenal di Dampal Selatan sebagai sekolah dasar yang handal melahirkan anak-anak yang pintar. Hal itu diakui oleh MTs dan SMP disekitar yang menerima siswa alumni MI Nurul Ihsan. Seringkali alumni sekolah tersebut menjadi peringkat pertama disaat masuk SMP.

Alumni MI Nurul Ihsan juga terkenal pandai pada mata pelajaran Bahasa asing, karena sudah terbiasa di sekolah dasar. Sayang, prestasi alumninya, tidak selaras dengan perkembangan insfrastruktur sekolah. Nama ‘Sekolah Kandang’ tentu bukan julukan yang ingin Guru Sarini dengar dari masyarakat. Karenanya, ia tetap semangat mendidik siswa-siswinya agar bisa terdidik melebihi kondisi ruang kelas tempat mereka belajar. (Dompet Dhuafa / Zulfana)