Seratus Hunian Diserahkan Kepada Penyintas Gempa Palu

SIARAN PERS, PALU — Bertempat di Balai Desa Marana, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, 100 unit hunian sementara (Huntara) diserahkan kepada penyintas gempa Palu. Sekalipun sudah setahun lebih pasca bencana, masih banyak penyintas masih belum memiliki hunian yang layak. Paling banyak diketahui, mereka menghuni bekas rumah mereka yang roboh.

"Beberapa penyintas masih banyak yang belum memiliki hunian yang layak. Beberapa di antaranya menghuni bagian rumah mereka yang tak ikut roboh akibat bencana," terang Ahmad Lukman, selaku Koordinator Dompet Dhuafa untuk Progam Rekontruksi Palu.

Sebanyak 100 unit rumah pun diserahkan kepada mereka yang berhak di Desa Sedia. Bekerja sama dengan Wahana Visi Indonesia (WVI) dan NGO lainnya, Dompet Dhuafa melengkapi intervensi sejak pertama kali masa respon.

"Dompet Dhuafa telah hadir di palu sejak masa respon. Kita ikut dalam recovery meliputi membangun hunian, klinik hingga sekolah. Alhamdulillah hari ini kita bisa menyerahkan 100 hunian sementara yang masih bisa ditumbuhkan oleh penghuninya," terang Guntur Subagja Mahardika, selaku Direktur Komunikasi Dompet Dhuafa.

Berbeda dengan hunian sementara yang biasa. Huntara garapan Dompet Dhuafa kali ini berkonsep rumah tumbuh. Berpondasi batu, seperti halnya rumah tetap. Penghuni bisa leluasa memodifikasi dan memperluas rumah tersebut, sembari membangun kembali kehidupannya. Terlebih Huntara dibangun di tanah bekas rumah mereka yang ambruk. Sehingga menjadi kepemilikan penyintas sepenuhnya.

"Terima kasih banyak saya ucapkan kepada Dompet Dhuafa. Akhirnya saya bisa punya rumah layak dan nyaman lagi," aku Hasna (30), salah satu penerima manfaat, yang setahun belakangan hanya menghuni bekas dapur dan kamar mandi rumahnya. (Dompet Dhuafa/Zul)