Setahun Tinggal Di Reruntuhan Gempa, Akhirnya Hasna Punya Rumah Lagi

SIARAN PERS, PALU — Jumat sore, 28 September 2018 menjadi hari paling traumatis bagi Hasna (30). Gempa berkekuatan 7,7 SR telah meruntuhkan rumahnya di Desa Marana, Kecamatan Sindue, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah. Hanya kenangan yang tertinggal, hari itu Hasna resmi menjadi tunawisma karena gempa.

“Hari itu gempa sangat mengerikan, kami semua keluar dan melihat rumah-rumah roboh, badan kami tergoncang-goncang,” jelas Hasna.

Setelah gempa terjadi, Hasna menjadi salah satu korban. Rumahnya ambruk, dan hanya satu hal yang ia syukuri. Di mana kedua keluarganya yaitu suami dan anak berhasil selamat. Juga sama dengan penyintas lain, Hasna dan keluarga tinggal sementara waktu di tenda-tenda pengungsian. Selain terpaksa, trauma juga menjadi salah satu penyebab ia tak berani tinggal di rumah berbeton.

“Kami sempat tinggal di pengungsian. Sama dengan pengungsi lain, pakai terpal seadanya. Takut juga kalau balik, takut tembok roboh lagi,” jawabnya polos.

Terlalu lama di pengungsian, beberapa penyintas memutuskan untuk kembali membangun kehidupannya, yaitu pulang ke rumah. Termasuk di antaranya adalah Hasna, yang memberanikan diri pulang. Ditemui reruntuhan rumahnya, tersisa sepetak dapur yang bersanding dengan kamar mandi. Setahun belakangan, sepetak dapur tersebut merangkap menjadi ruang tamu, kamar tidur, ruang keluarga dan lain sebagainya. Bersama anak dan suaminya, ia mencoba membangun kembali kebahagiaan sederhananya. 

“Yang tersisa dari rumah kami hanya dapur dan kamar mandi. Di situlah kami tinggal bertiga. Jadi ruang tamu lah, kamar tidur lah dan sebagainya,” aku Hasna, bernada bercanda.

Pada Rabu (25/2/2020) lalu, Hasna menjadi satu di antara seratus penerima manfaat Hunian Sementara (Huntara) model terbaru hasil kolaborasi Dompet Dhuafa dan Wahana Visi Indonesia (WVI). Bagai mendapat durian runtuh, syukur tiada henti Hasna panjatkan. Berada di atas lahan bekas reruntuhan rumahnya, sebuah rumah mungil dengan ruang tamu, kamar tidur, lengkap dengan toilet dibangun. Saat itu, Hasna resmi mendapatkan kembali rumah idamanya. Kini, tak ada lagi ruang tamu yang menjabat rangkap menjadi dapur sekaligus kamar tidur. Semua ruangan terpisah, kuat dan ramah gempa. Segalanya terasa lebih nyaman dan aman.

“Alhamdulillah, jauh lebih nyaman dibanding tempat tinggal sebelumnya,” terangnya. (Dompet Dhuafa/Zul)