Setengah Populasi Bumi Derita Karies, RS Lancang Kuning-LKC Dompet Dhuafa Ajak Masyarakat Kenali Pentingnya Fluoride Pada Gigi Anak

SIARAN PERS, BEKASI — Kesehatan gigi merupakan isu kesehatan yang paling banyak terlupa bagi banyak orang. Padahal normalnya, seseorang setidaknya datang ke dokter gigi 6 (enam) bulan sekali. Hal itu untuk mengantisipasi kondisi kesehatan gigi sebagai elemen tubuh yang sangat krusial digunakan setiap harinya. Melalui gigi, makanan dikunyah untuk lebih lanjut diolah menjadi nutrisi tubuh.

Penjelasan tersebut disampaikan oleh drg. Freissy Nurul Afifa dalam seminar online LKC Talks Batch 5 dengan tema ‘Seberapa Pentingkah Flouride Untuk Kesehatan Gigi Anak?’ pada Selasa (15/9/2020). Ya, Kolaborasi Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Jawa Barat dengan RS Lancang Kuning, menghadirkan drg. Freissy Nurul Afifa sebagai narasumber. Dokter gigi yang kini bertugas di klinik pratama LKC Dompet Dhuafa, berbagi pengetahuan tentang flouride kepada masyarakat luas.

“Minimal kita kunjungi doketr gigi setidaknya enam bulan sekali, untuk bertujuan mengetahui gigi berlubang lebih dini. Karena kalau tidak diperiksa rutin, dan menunggu hingga gigi sudah sakit, akan menambah tenaga, waktu, dan biaya yang jauh lebih besar,” buka drg. Freissy Nurul Afifa.

Salah satu penyakit yang sering ditemui di masyarakat umum adalah Karies. Sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi yang sering membuat gigi berlubang, terkadang menimbulkan rasa sakit pada tingkatan tertentu. Karies yang datang lambat laun sering tidak disadari oleh para orang tua kepada anak. Rasa abai tersebut berakibat fatal bila tidak tersadari lebih dini. Terganggunya fungsi gigi pada anak bisa berakibat pada system kunyah anak yang berkaitan pada terganggunya gizi anak, mengganggu fungsi bicara hingga turunnya kepercayaan diri anak.  

“Karena Karies, bisa berakibat pada kondisi gizi anak, karena memang sistem pengunyahan. Sehingga anak yang giginya Karies akan kurang gizi dibanding anak yang giginya sehat,” tambah Nurul Afifa pada seminar yang digelar daring melalui aplikasi Zoom dan Youtube.

Karies yang menyerang gigi, ternyata menjadi penyakit yang paling banyak terdapat pada masyarakat. Hasil penelitian The Global Burden of Disease Study, mengungkapkan bahwa hampir setengah populasi bumi mengidap penyakit karies, termasuk pada anak. Kementrian Kesehatan (Kemenkes) sendiri merilis laporan pada 2018, bahwa proporsi penyakit gigi di Indonesia didominasi oleh karies dengan 45,3%.

“Jadi hampir semua orang itu manderita karies, sayangnya labih banyak yang menganggap itu sebagai hal yang sepele,” tukas drg. Freissy Nurul Afifa.

Beberapa hal penting yang perlu dilakukan untuk mencegah gigi berlubang diantaranya dengan menggosok gigi dengan rutin. Beberapa makanan yang banyak mengandung gula juga dinilai bisa memicu karies. Menggosok gigi dengan kandungan berfloride akan bisa merawat gigi secara efektif.

“Pencegahan dari gigi berlubang dapat dilakukan dengan hindari konsumsi gula berlebih, konsumsi makanan dan minuman yang mengandung kalsium dan vitamin D, menyikat gigi minimal 2x sehari dengan waktu dan cara yang benar, menggunakan pasta gigi berfluoride, gunakan dental floss agar maksimal dalam penyikatan gigi,” lanjut drg. Freissy Nurul Afifa.

Waktu menyikat gigi, idealnya setelah sarapan dan sebelum tidur. Orangtua mulai melakukan pengawasan gigi anak semenjak gigi pertama tumbuh dan pendampingan saat menyikat gigi sampai usia 8 tahun. Menggunakan pasta gigi berfluoride. Setelah menyikat gigi ludahkan pasta gigi dan berkumur perlahan satu kali saja dengan air. Sementara anjuran takaran pasta gigi yakni anak usia 6 bulan hingga 2 tahun lapisan tipis pada bulu sikat gigi, anak seukuran biji beras (0,1 mg) sementara anak usia 2-6 tahun seukuran biji kacang polong (0,25 mg).

“Fungsi fluoride menjaga enamel gigi dengan cara memperlambat hilangnya mineral gigi, menghentikan proses gigi berlubang dan mencegah bakteri mulut yang merusak gigi. Karena fluoride merupakan jenis mineral mikro yang terdapat pada tulang dan gigi. Flouride ada pada pasta gigi, obat kumur, suplemen dan air minum dalam kemasan,” ujar drg. Freissy Nurul Afifa.

“Sebagian orang tua masih khawatir memberikan pasta gigi berflouride pada anak yang belum bisa berkumur. Karena dikhawatirkan ada efek flourosis pada gigi, maka perlu memperhatikan dosis. Dosis aman harian flouride adalah 0.06 mg/kg berat badan per hari nya. Contohnya umut satu tahun, berat badan 10 kg, pasta gigi ukuran biji beras (0,1 mg), sementara sikat gigi 2x sehari : 0,1 mg x2 = 0,2 mg. Sedangkan dosis aman harian 0.06mg/10 Kg = 0.6mg/hari,” tutup drg. Freissy Nurul Afifa. (Dompet Dhuafa / Foto: Zul / Penulis: Zul / Editor: Dhika Prabowo)