V1MAST Bergerak Bersama HUMANESIA, Untuk Berderma Tak Perlu Melihat Keburukan Pribadi

SIARAN PERS, JAKARTA — Perjalanan Dompet Dhuafa dalam aksi kemanusiaan tidak terlepas dari peran anak-anak muda atau kalangan milenial yang saat ini semangat untuk membangun negeri. Viza Mahesa, yang kerap dikenal sebagai V1mast, merupakan salah satu contoh dari milenial yang turut berdedikasi membangun negeri melalui karyanya. Sebagai musisi, ia mengangkat khasanah budaya Indonesia, dan menjadikan V1mast terkenal hingga penjuru dunia.

“Meng-Indonesiakan Indonesia, kita itu mempunyai pandangan yang berbeda dengan orang yang ada di kota besar. Kalau kita bisa hidup sesuai dengan filosofi bangsa, maka hidup kita akan lebih mudah, relax, contoh seperti bertani. Namun di kota besar yang sudah digital dan semestinya turun ke desa dan mengembangkan apa yang ada di sana, semisal contohnya pertanian. Namun saat ini kalangan milenial lebih banyak mengejar mimpi yang bukan berfilosofi kebangsaan. Saya lihat tidak hanya UMKM yang bisa jadi keren, namun dengan orang bermain seruling saja, bisa menjadi milyarder,” ujar V1mast di acara Humanitalk, Pemuda Peduli Sesama Bersama Humanesia, pada Kamis (29/10/2020) malam.

“Saat ini kaum muda terlalu banyak melihat keburukan di dalam dirinya, ayo kita bergerak seperti membangun masjid tanpa harus melihat keburukan di dalam diri kita. Saya turut senang bisa memantau langsung masjid di Palu, yang pembangunannya dari donasi para milenial. Hingga saat ini perkembangannya sudah mencapai 36 persen. Masjid Al Istiqomah yang berdiri di tempat terpisah dari sebelumnya, akan menjadi monumen gerakan milenial membangun peradaban,” lanjut V1mast.

Bangun masjid bersama-sama, melalui HUMANESIA Dompet Dhuafa, tidak hanya berbuat kebaikan. Tetapi juga bergerak menginspirasi milenial-milenial lainnya.

V1mast menambahkan, “Pentingnya masjid bagi warga sekitar masjid bukan sekedar tempat ibadah, masjid dapat membangun peradaban. Maka akan berpengaruh pada budaya, sosial dan lain-lainnya. Pesantren As Syakur berdiri dengan bangunan bedeng. Tapi mereka semangat menghafal Al Quran. Menurut saya ini langkah awal yang bagus untuk milenial”.

“Pada program milenial bangun Masjid, kami ingin mengajak teman-teman bergerak ke sejumlah kota, kami menginginkan para milenial untuk bersama-sama membangun masjid. Salah satunya di kawasan pesisir. Wilayah pesisir maupun kepulauan erat kaitannya dengan abrasi dan kemiskinan. Kemarin saya telah melihat ada informasi mushola di Mentawai yang memang tidak layak. Kami terus mendalami, apakah memungkinkan untuk program milenial bangun masjid selanjutnya. Melihat fungsi dari mushola yang tidak layak untuk digunakan,” ujar Taufan Yusuf Nugroho, selaku Ketua Humanesia 2020.

“Kita harus semaksimal mungkin berkontribusi. Pemuda yang nanti akan menjadi peradaban dan membangun bangsa dan harus berkontribusi semaksimal mungkin seperti V1mast, yang telah berkontribusi melalui musik, beliau mengenalkan harmoni musik tradisional ke dunia Internasional. Ya dengan keahlian apapun, itu sangat berarti bagi saudara-saudara yang lain. Mari kita lebih peduli, dan bersama untuk sesama,” tandas Taufan. (Dompet Dhuafa)