Dengan PAH, Warga Menghemat Air Selama Setengah Tahun

SIARAN PERS, BREBES- Seperti halnya wilayah pesisir lainnya, Dusun Pandansari, Desa Kaliwingi, Brebes, Jawa Tengah, juga punya masalah mengenai ketersediaan air bersih. Air yang biasa mereka pakai, masih terasa asin atau payau. Mengingat hanya berjarak tak jauh dari bibir laut.

Warga biasa hanya menggunakannya untuk bersih-bersih. Kalau urusan konsumsi, mereka memilih membeli air dari luar. Kebanyakan warga yang hanya nelayan dan buruh tambak, sering terkendalam perihal air. Karena kebutuhan mendasar, sebagian besar uang mereka hanya diperuntukan untuk air.

“Air di sini memang seperti ini, sedikit payau tidak apa lah,” terang Wahyudin, salah satu warga sekaligus aktivis mangrove di desa tersebut.

Dengan kondisi tersebut, Dompet Dhuafa melalui Prakarsa Berkelanjutan melakukan intervensi berupa instalasi Pemanen Air Hujan (PAH). Sebuah intalasi penampungan air hujan dengan melewati setidaknya 4 proses filterisasi. Dengan air tersebut, warga tidak perlu lagi membeli air di musim penghujan. Ditempatkan di tiga titik di desa tersebut, warga bisa menghemat lebih banyak air bersih, setidaknya selama setengah tahun.

“Alhamdulillah, yang ini sudah jadi mas. Airnya segar sekali. Belum pernah saya rasa air yang sesegar ini,” terang Wahyudin, yang kali ini menunjukan salah satu instalasi yang telah selesai dipasang di sebuah masjid di Dusun Pandansari.

Warga kini bisa menghemat selama enam bulan lamanya. Kebutuhan air bersih, kini telah tersedia dari air hujan yang telah difilter dengan PAH. Selama musim hujan, warga tidak perlu lagu membeli air bersih. Uang yang biasa mereka pakai untuk kebutuhan air, bisa ditabung untuk kebutuhan air di musim kemarau.

“Konsepnya itu memang memanfaatkan air hujan. Dengan begitu, warga tidak perlu lagi membeli air selama musim hujan. Uang yang mereka biasa belanjakan air, kini bisa ditabung untuk kebutuhan di musim kemarau,” terang Syamsul Ardiansyah, selaku Manager Lingkungan Dompet Dhuafa. (Dompet Dhuafa/Zul)