Zakat Entaskan Masalah Ekonomi di Masa Pandemi

SIARAN PERS, JAKARTA — Direktur Pengembangan Zakat Dompet Dhuafa, Bambang Suherman, menyebutkan, dibanding tahun lalu, jumlah donatur di Dompet Dhuafa pada Ramadan 1441 ini mengalami penurunan sebesar 8,7 persen. Namun menariknya, angka transaksinya justru mengalami peningkatan, yaitu sebesar 12 persen. 

Hal tersebut dinyatakan pada acara dialog 'Info Corona: Performa Zakat Online selama Ramadhan 1441 H' oleh BNPB pada Jumat (5/6/2020) lalu, secara daring di kanal YouTube DD TV https://www.youtube.com/watch?v=OV7yYed2RtI&feature=youtu.be .

Senada dengan Bambang, Arifin Purwakananta selaku Direktur Utama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), mengatakan, menurunnya jumlah donatur pada masa pandemi di Bulan Ramadan, sama dengan meningkatnya orang yang perlu dibantu. Yaitu sekitar 15-20 persen donatur beralih menjadi mustahik. Arifin juga mengatakan, donasi di luar zakat, infaq, dan sedekah, jumlahnya jauh lebih banyak. Berdasarkan catatan BAZNAS, donasi kemanusiaan diperkirakan lebih banyak sepuluh kali lipat dari ZIS yang dibayarkan. 

“Zakat, infak, dan sedekah (ZIS) tahun lalu yang tercatat yang terhimpun oleh lembaga-lembaga zakat nasional, ada pada kisaran 10,2 T per-tahun. Donasi yang langsung diberikan oleh masyarakat di luar zakat, jauh lebih besar dari itu. Yaitu kisaran 100 T", sebutnya.

Menurut Bambang, hal tersebut dikarenakan, secara pragmatis masyarakat terlibat langsung secara emosional dengan kondisi pandemi ini. Sehingga, para donatur lebih banyak ingin membantu saudara-saudara sekitarnya yang sedang mengalami kondisi lebih susah.

Selaku Moderator di acara tersebut, Lula Kamal, melempar pertanyaan tentang bagaimana strategi lembaga-lembaga zakat dalam mengelola, mengatur, dan menyalurkan dana zakat dan donasi lainnya guna menangani dampak Corona (Covid-19) pada ekonomi masyarakat dhuafa?

Bambang menyampaikan, “Adanya PSBB yang membatasi masyarakat turut langsung melakukan aksi, maka ini menjadi tugas lembaga filantrofi untuk mengaturnya. Di Forum Zakat (FOZ), kami membangun gerakan kepedulian peer to peer. Lembaga zakat mendampingi masyarakat hingga pada tingkat kelurahan untuk menyelesaikan permasalahan di tingkat kelurahan. Sekaligus mengajak terlibat dalam aksi kebaikan di tingkat kelurahannya masing-masing". 

Dompet Dhuafa sendiri, telah menciptakan progam “Ketahanan Pangan”. Yaitu keluarga yang masuk dalam kategori mustahik, selain diberi sembako, juga ditambahkan dengan 5 media tanam beserta bibitnya, serta pendampingan proses penanamannya.

“Termasuk Budikdamber yang saat ini lagi ramai di media sosial. Kami buat masyarakat memiliki ketahanan terhadap kebutuhan serat yang bisa didapat dalam bentuk sayur yang bisa dipanen dalam waktu sebulan serta protein dalam bentuk ikan yang diternak dalam bentuk ember. Program ini sudah berjalan di 12 Provinsi.” jelasnya.

Ia melanjutkan, Dompet Dhuafa memikirkan bagaimana dana-dana ZISWAF dapat secara maksimal digunakan untuk membantu ketahanan pangan masyarakat dhuafa, tidak hanya untuk beberapa bulan ke depan saja. Melainkan untuk dua tahun ke depan. Karena pandemi ini pun masih belum pasti kapan berakhirnya. Meski berakhir, masyarakat masih harus menghadapi proses pemulihan perekonomian. (Dompet Dhuafa/Muthohar)