Bagaimana cara hijrah agar istiqomah dalam Islam? Ingin hijrah, tapi diri ini selalu merasa kesulitan. Hijrah memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan, namun bukan pula hal yang mustahil. Sulit karena kita telah merasa nyaman dan terbiasa dengan kondisi sebelumnya.
Bukan hal yang tidak mungkin, seorang manusia merasa menderita namun terlanjur nyaman dengan kondisinya. Sehingga, walaupun sudah banyak cara untuk bahagia yang ditunjukkan kepadanya akan percuma. Bila sudah terlalu nyaman, akan sulit untuk berubah. Maka perlu cara yang tepat, agar dapat keluar dari zona nyaman. Berikut ini adalah cara hijrah agar istiqomah dalam Islam yang dapat kita terapkan.
Cara Hijrah Agar istiqomah dalam Islam dimulai dari Niat
Setiap perilaku dapat dinilai dari dua hal. Pertama adalah niat, motif, atau ‘why’-nya seseorang. Hal yang kedua proses cara menerapkan niat tersebut. Saat shalat, kita niat terlebih dahulu. Sebelum berwudhu, kita melafalkan niat terlebih dahulu. Untuk menjadi seseorang yang berprestasi, kita menetapkan niat atau tujuan terlebih dahulu.
Niat yang kuat harus dipegang erat. Ini adalah cara hijrah agar istiqomah dalam Islam. Jika niatnya tidak kuat, maka tidak akan terbentuk tekad. Jika tidak ada tekad, maka tidak ada mental yang kuat untuk menahan diri dari godaan mengulangi kesalahan yang sama.
Pastikan ketika hendak berhijrah, niat tersebut ditujukan kepada Allah. Ditujukan untuk mendapatkan ridho Allah. Bukan karena untuk dinilai oleh orang lain, ataupun memamerkan diri karena telah berbuat kebaikan. Bila demikian, maka kita telah riya’ dalam beramal. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang riya’. Niat yang salah, tidak akan membuat hijrah kita menjadi istiqomah.
“Sesungguhnya riya adalah syirik yang kecil.” (HR. Ahmad dan Al Hakim)
Memahami dan Mengingat Alasan Mengapa Perlu Berhijrah
Mengapa kita perlu pendidikan? Karena jika tidak belajar, maka kita akan sulit untuk menyelesaikan persoalan yang ada dalam kehidupan. Memiliki kemampuan untuk berkarir dan menyelesaikan masalah dalam hidup, adalah alasan yang melandasi mengapa seseorang perlu belajar. Pun termasuk berhijrah. Hijrah dapat dilakukan secara istiqomah, jika kita dapat memahami ‘mengapa’ kita perlu berhijrah. Alasan ini dapat menjadi pengingat di kala hati sedang sedih atau tidak bersemangat untuk menjalankan perbuatan baik.
Menghayati Makna Syahadat
Menghayati makna syahadat adalah salah satu cara agar dapat istoqomah berhijrah. Manusia dapat bergerak, melakukan sesuatu, didorong dari perasaan yang dimiliki. Misalkan, seseorang yang merasa marah, kemudian terdorong untuk melempar atau membanting barang. Seseorang yang sedang merasa terinspirasi bisa terdorong untuk membuat karya kreatif.
Sama halnya dengan hijrah, agar dapat istiqomah dalam Islam, kita perlu menghayati perasaan yang hadir ketika memaknai syahadat. Syahadat terdiri dari dua kalimat yakni: aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Sebuah janji yang harus ditepati, bahwa Allah adalah Tuhan yang harus dipatuhi. Allah telah memberikan petunjuk untuk menjalani hidup, tertera berbagai hukum sosial dan hukum alam di kitab Al-Qur’an. Bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, sebagai tauladan kita dalam menjalani syariat Islam. Agar kita dapat menjadi pribadi muslim yang dapat memberikan rahmat kepada orang lain maupun lingkungan.
Membuat Perencanaan dan Sistem Cara Hijrah
Sebuah tujuan akan menjadi khayalan jika tidak pernah dieksekusi dalam bentuk konsep perencanaan, serta tidak membuat sistem bagaimana cara berhijrah. Dalam perencanaan, perlu ditulis tujuan amalan, indikator yang telah dilakukan, dan sistem atau aturan-aturan yang berlaku untuk membangun kebiasaan.
Misalkan, Sahabat ingin terbiasa bersedekah. Maka perlu ada indikator, atau bukti untuk diri sendiri bahwa telah bersedekah. Bukti ini bukan untuk ditunjukkan atau dipamerkan. Melainkan untuk mengukur, apakah telah bersedekah hari ini. Misalkan, sahabat menggunakan aplikasi online payment untuk bersedekah di Dompet Dhuafa. Akan ada bukti telah melakukan transfer sedekah, yang dapat digunakan sebagai penanda telah bersedekah. Sahabar juga dapat menggunakan tanggalan kalender, dengan menandai apakah sudah melakukan amal baik.
Berkumpul dengan Orang-orang yang Sholeh
Allah Ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur).” (QS. At-Taubah: 119).
Cara hijrah agar istiqomah dalam Islam dapat dilakukan dengan berkumpul dengan orang-orang yang sholeh. Orang-orang yang baik dan bertaqwa kepada Allah. Berkumpul dengan tujuan belajar lebih banyak dari pengalaman satu sama lain. Kumpulan orang yang dapat saling mengingatkan, serta saling memotivasi agar tetap istiqomah menjalankan perintah Allah.
Dari Abu Musa al-Asy’ari, Rasulullah bersabda: “Perumpamaan kawan yang baik dan kawan yang buruk seperti seorang penjual minyak wangi dan seorang peniup alat untuk menyalakan api (pandai besi). Adapun penjual minyak wangi, mungkin dia akan memberikan hadiah kepadamu, atau engkau membeli darinya, atau engkau mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, mungkin dia akan membakar pakaianmu, atau engkau mendapatkan bau yang buruk.”
Mengkaji Al-Qur’an dan Mengamalkannya
Al-Qur’an diturunkan 14 abad yang lalu. Ada banyak sekali konteks budaya, bahasa, dan ilmu pengetahuan yang berbeda di zaman dahulu dengan zaman sekarang. Mengkaji Al-Quran dengan benar, dapat menginspirasi kita untuk istiqomah berhijrah.
Sahabat dapat mengikuti forum kajian Al-Qur’an, untuk memahami maksud yang terkandung di dalamnya. Belajar dari berbagai sumber, agar dapat memperoleh berbagai sudut pandang. Memiliki banyak sudut pandang membuat kita menjadi pribadi yang lebih bijak dan tidak asal menjustifikasi seseorang.
Berdoa, Memohon Keteguhan Hati kepada Allah SWT
Sesungguhnya manusia hanyalah makhluk lemah di alam semesta. Tidak patut menjadi sombong dan berbangga diri ketika berhasil berhijrah. Pun hati manusia mudah sekali tergoyahkan dengan banyaknya godaan di dunia. Oleh sebab itu, teruslah berdoa, memohon keteguhan hati kepada Allah SWT. Agar hijrah yang dilakukan tidak sia-sia, dan tetap konsisten sampai ajal menjemput.
“Ya muqallibal quluub, tsabbit qalbiy ‘alaa diinika (wahai dzat yang haha membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).” (HR. At Tirmidzi).
Evaluasi Secara Rutin
Buatlah jadwal evaluasi secara rutin. Bisa dalam rentang waktu harian, mingguan, atau bulanan. Mengingat kembali apa saja yang telah dilakukan. Apakah target amalan telah tercapai. Apakah sudah menyantuni anak yatim dan sudah berzakat. Apakah sudah mengkaji Al-Qur’an. Evaluasi rutin juga dapat membantu kita untuk mengingatkan diri agar tidak melakukan kesalahan yang sama di kemudian hari. Semoga kita semua dapat terus istiqomah berhijrah dalam Islam. Aamiin yaa Rabb.