Peran Amil Zakat di Masa Rasulullah SAW dan Masa Kini

Amil adalah sebuah peran untuk mengelola dan mendistribusikan dana zakat dari umat Islam. Peran amil zakat di zaman sekarang, mungkin belum begitu populer. Kalau pun orang-orang mengetahui adanya peran ini, sedikit yang benar-benar mengetahui bahwa Amil juga harus dilaksanakan oleh profesional.

Di masa Rasulullah SAW, amil bertugas untuk menghimpun harta benda dari berbagai distrik dan pedalaman, sekaligus dipercaya atas harta yang dititipkan tersebut. Untuk mengemban amanah ini, Nabi tidak sembarang menunjuk orang. Nabi Muhammad menyeleksi dan memilih orang yang tepat, sehingga sumber keuangan umat Islam tersebut dapat berjalan sesuai syariat.

Bagaimanakah peran dan fungsi amil zakat di masa Rasulullah? Berikut adalah pemaparannya sesuai dengan fakta sejarah Islam yang kami ambil dari sebuah buku berjudul Sejarah Madinah, oleh Dr. Nizam Abazhah.

Sikap Amanah Para Amil Zakat

peran amil zakat

Tugas amil baru terbentuk saat negara telah dalam kondisi stabil. Saat itu, Arab sudah tunduk pada Islam dan kekuasaan Islam telah sampai kepada batas Syria dan Irak. Amil menghimpun khumus (seperlima dari harta kekayaan) dan sedekah lalu menyerahkannya kepada Nabi Muhammad.

Memasuki bulan Muharram tahun ke-11 Hijriah, Nabi menugaskan amil zakat dan sedekah untuk berangkat ke negara-negara dan wilayah yang berada pada kekuasaan Islam. Beberapa diantaranya seperti: Muhajir ibnu Abi Umayah ke Shan’a, Ziyad bin Labid Al Bayadhi ke Hadramaut, Malik ibn Nuwairah ke Bani Hanzhalah, dsb.

Baca juga: Dompet Dhuafa Ajak Artis Menjadi Amil Zakat

Saat hendak diberangkatkan, para amil diberikan nasihat terlebih dahulu oleh Nabi. Mereka diperintahkan untuk tidak mengambil harta tersebut. Tugas mereka dimulai dari menyalurkan zakat dan sedekah kepada kaum miskin dan tidak diperkenankan mengambil harta tersebut sedikitpun.

Para Amil yang bertugas melaksanakan amanah dengan bersih dan adil, sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW. Seorang amil pernah diberi seekor unta oleh salah satu kaum, namun ia menilak. Bahkan unta yang lebih kecil pun juga ditolak. Ia pun berkata,

“Langit mana yang akan melindungiku, bumi mana yang akan menyembunyikanku, jika aku menghadap kepada Rasulullah SAW sementara aku telah mengambil unta terbaik seorang muslim?”

Dapat dipastikan bahwa saat itu Amil berperan dengan sangat amanah dan tidak tergiur oleh apapun yang menggodanya.

Baca Juga: Daftar Lembaga Amil Zakat di Indonesia

Peringatan Keras Nabi untuk Amil yang Mengambil Harta

Para Amil tidak dibiarkan oleh Nabi lepas dari pantauan dan pengawasan. Pulang dari tugas, mereka diurus dan dicela jika melakukan kesalahan. Hal ini karena memang amil memiliki fungsi dan tugas yang sangat krusial.

Suatu ketika, Ibnu Al-Lutbiyyah diperiksa oleh Nabi ketika ditemukan pulang membawa sejumlah barang.

“Ini hartamu dan ini hadiah”

Nabi marah dan berpidato di depan banyak orang. Ia pun menyampaikan,

“Telah kutugaskan seorang di antara kalian untuk suatu pekerjaan yang diperintahkan Allah kepadaku. Lalu setelah datang, ia berkata kepadaku, “Ini hartamu dan ini hadiah untukku. Kalau ia memang benar, tentu ia cukup duduk di rumah bapak dan ibunya, lalu hadiah itu akan diantarakan ke sana! Demi Allah, jika seorang dari kalian mengambil sesuatu dengan cara tidak benar, ia akan menjumpai Allah dengan memikul sesuatu itu kelak di hari kiamat. Kuperkenalkan seorang dari kalian yang menjumpai Allah dengan memikul seekor unta yang menguik, sapi yang melenguh, atau seekor kambing yang mengembik”.

Tugas Amil di Masa Modern

peran amil zakat untuk pemberdayaan masyarakat

Di masa modern, tugas dan peran amil zakat tidak berbeda dengan masa Rasulullah SAW dulu. Namun, tugas amil harus disertai juga dengan kemampuan dan keahlian yang lebih banyak lagi. Misalnya saja tentang ilmu ekonomi makro dan mikro, bagaimana memanfaatkan dana zakat untuk bisa berkembang dan produktif pada penerima manfaat, menganalisa kondisi dan ketepatan penyaluran program, hingga pada komunikasi dan dakwah tentang zakat pada masyarakat.

Baca juga: Takbir Berkumandang, Amil Berjibaku Salurkan Zakat Ke Pelosok Negeri

Peran amil zakat bukan saja yang menyalurkan bantuan dan dana pada mustahik, tapi ia juga harus cerdas dan berintelektual. Dana zakat tentu tidak sembarangan, tentu dibutuhkan SDM yang ahli dan berkualitas untuk mengelolanya. Sayangnya, peran dan tugas amil ini sering kali disalah artikan atau dianggap sebelah mata. Tugasnya berat dan perlu hati-hati dalam menentukan keputusan. 

Cara Menghitung Zakat

Wah, sekilas sudah tahu nih tentang profesi amil zakat! Jadi, zakat yang Anda salurkan via lembaga amanah seperti Dompet Dhuafa disalurkan kepada mustahik secara tepat sasaran untuk memberdayakan mereka agar kehiduannya berangsur-angsur membaik. Sebelum menyalurkan zakat, yuk hitung zakat penghasilan dan zakat maal tanpa ragu di Kalkulator Zakat Dompet Dhuafa di sini!