Refleksi 30 Tahun Tebar Hewan Kurban di Zona Madina

Refleksi 30 Tahun Program Tebar Hewan Kurban

BOGOR, JAWA BARAT — Potensi kurban terdistribusi sangat tidak merata dan mencerminkan kesenjangan pendapatan yang akut antara berbagai wilayah di Indonesia. Agar kurban bisa mencapai kelompok termiskin, maka diperlukan reformasi dalam pengelolaannya. Hal ini penting untuk pemerataan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat, sehingga menjadikan Iduladha sebagai simbol solidaritas dan keadilan sosial.

Pada Iduladha 1445 Hijriah, Senin (17/06/2024), bertempat di Zona Madina, Parung, Bogor, Jawa Barat, Dompet Dhuafa menggelar pelaksanaan program Tebar Hewan Kurban (THK). Kegiatan ini turut merekatkan jalinan tali silaturahmi antara para donatur, stakeholder, dan penerima manfaat. Turut hadir pada acara tersebut Armie Robie selaku Direktur Zona Madina Dompet Dhuafa, Ahmad juwaini selaku Ketua Dewan Pengurus Dompet Dhuafa, serta Parni Hadi selaku Inisiator dan Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa.

Armie Robie selaku Direktur Zona Madina Dompet Dhuafa melaporkan Program Tebar Hewan Kurban di Zona Madina.
Armie Robie selaku Direktur Zona Madina Dompet Dhuafa melaporkan laporan kurban mendekatkan di Zona Madina.
Penerimaan Hewan kurban dari mitra kurban kepada Armie Robie selaku Direktur Zona Madina Dompet Dhuafa.
Penerimaan Hewan kurban dari mitra kurban kepada Armie Robie selaku Direktur Zona Madina Dompet Dhuafa.

“Tebar Hewan Kurban DD 1445 H di kawasan zona madina tahun ini, kami mendapat amanah 59 ekor domba/kambing (doka), serta 1 ekor sapi dari mitra kolaborasi kebaikan. Korban tersebut kami bagikan pada penerima manfaat di lingkungan kawasan ini dan di luar kawasan inti zona Madina, antara lain fakir miskin, dhuafa, yatim, ibu lansia, para janda, bapak penggali makam, petugas kebersihan, pemulung, mitra UMKM, pengelola mushola, majelis taklim, pesantren dan warga sekitar. Dengan jumlah 995 penerima manfaat daging segar dan 100 paket nasi box menu Idul Adha,” ucap Armie.

Berdasarkan hasil studi Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS), potensi ekonomi kurban di Indonesia diproyeksikan mencapai Rp28,2 triliun pada 2024. Proyeksi tersebut meningkat 15,1% dibandingkan dengan setahun sebelumnya yang diestimasikan sebesar Rp24,5 triliun.

Baca juga: Awal Mula dan Perkembangan Program Tebar Hewan Kurban

“Sejak tahun 1994, Dompet Dhuafa membentang kebaikan kurban ke seluruh Indonesia dan Dunia. Program THK telah menjadi solusi dari defisit protein hewani yang terjadi di daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T) di Indonesia. Program ini tidak hanya sebatas menyebarkan daging kurban saja, tetapi juga turut melibatkan peternak lokal dalam hal distribusinya. Dompet Dhuafa menjalankan prinsip Kurban 3 Pasti: Pasti Jantan, Pasti Lolos Quality Control, dan Pasti Distribusi Hingga Pelosok Negeri. THK memberikan tiga manfaat utama: pertama, manfaat bagi pekurban; kedua, manfaat langsung berupa daging kurban bagi masyarakat yang belum pernah merasakan daging; dan ketiga, harapan bagi peternak lokal. Melalui program ini, para peternak dapat memanen hewan ternak mereka, sehingga mampu meningkatkan perekonomian dan menggerakkan roda kehidupan mereka menjadi salah satu pilar dalam Filantropreneurship yang menggabungkan konsep filantropi dan kewirausahaan,” jelas Ahmad juwaini selaku Ketua Dewan Pengurus Dompet Dhuafa.

Ahmad juwaini selaku Ketua Dewan Pengurus Dompet Dhuafa memberikan sambutan kebaikan berkurban.
Ahmad juwaini selaku Ketua Dewan Pengurus Dompet Dhuafa memberikan sambutan kebaikan berkurban.
Secara simbolis Ketua Dewan Pengurus Dompet Dhuafa memberikan kepada penerimaan manfaat THK 1445 H.
Secara simbolis Ketua Dewan Pengurus Dompet Dhuafa memberikan kepada penerimaan manfaat THK 1445 H.

Di sisi lain, program THK turut menjalankan bisnis peternakan dan turunannya untuk menghadirkan profit, pertumbuhan, berkesinambungan, dan berkah bagi peternak dhuafa. Sehingga dengan begitu, upaya ini dapat memutus kartel-kartel peternakan demi terwujudnya kemandirian lembaga melalui penyelenggaraan bisnis peternakan dan turunannya yang profit, tumbuh, berkesinambungan, dan berkah. THK yang menjadi pionir distribusi kurban akan terus berinovasi melalui industri peternakan. Sehingga, penghimpunan dan kebermanfaatan yang telah dilakukan Dompet Dhuafa terus berkembang dan bermanfaat.

Parni Hadi selaku Inisiator dan Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa mentyampaikan kebermanfaatan THK Dompet Dhuafa.
Parni Hadi selaku Inisiator dan Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa mentyampaikan kebermanfaatan THK Dompet Dhuafa.

Baca juga: Dompet Dhuafa dan ROIS OJK Siap Tebar Hewan Kurban di 8 Titik Wilayah Sorong Papua Barat

Pada refleksi Tebar Hewan Kurban 1445 H, Parni Hadi selaku Inisiator dan Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa menyampaikan, kurban itu yang pertama untuk mendekatkan kepada Allah. Menyembelih hewan bermakna perjuangan dan pengorbanan. Tanpa itu, sulit rasanya umat bisa dekat kepada Allah.

Kedua, mendekatkan sesama manusia. Ibadah kurban juga merupakan bentuk kesediaan manusia untuk mengorbankan harta bendanya demi menuju jalan Allah yang dilakukan demi membela dan membantu kaum dhuafa, khususnya fakir dan miskin.

Kemudian yang ketiga, mendekatkan dengan alam. Pembagian daging kurban tanpa plastik juga amat penting untuk lingkungan karena akan mengurangi sampah plastik yang sulit terurai. Besek, selain menjadi wadah yang ramah lingkungan, pemakaiannya juga bisa membuat dagingnya lebih awet.

Teks dan foto: Fatzry Boim
Penyunting: Riza Muthohar