Melalui Kader Sehat, Dompet Dhuafa Tekan Jumlah Penderita TB di Indonesia

Jumlah penderita penyakit tuberkulosis (TB) di Indonesia masih terbilang tinggi. Sehingga, Indonesia menempati posisi empat terbanyak di seluruh dunia setelah Cina, India, dan Afrika Selatan. Penyakit TB sendiri sebenarnya dapat dicegah dan diobati, tergantung kepada perilaku penderitanya. Dengan melakukan hidup bersih dan sehat, seseorang dapat mencegah penyakit, termasuk TB. Direktur Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa, Yahmin Setiawan, mengungkapkan masyarakat lebih mengenal penyakit TB dengan sebutan flek. Menurutnya, penyebutan ini sebenarnya kurang tepat. TB adalah suatu penyakit infeksi menular, disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Data statistik menunjukkan kaum perempuan dan anak-anak paling banyak terserang penyakit ini, dikarenakan mereka lebih rentan terhadap infeksi TB.

Dalam upaya penekanan jumlah penderita TB di Indonesia , Dompet Dhuafa melalui Layanan Kesehatan Cuma-cuma (LKC) Dompet Dhuafa berperan aktif mensosialisasikan informasi tentang TB kepada masyarakat luas, baik melalui acara pelatihan kader TB maupun dengan mendirikan Pusat Informasi Tuberkulosis (PITMAS) dibeberapa wilayah di Tangsel.  Salah satunya yaitu di Pos Sehat Masjid At-Taubah yang berlokasi di Jalan Ismaya Raya, Kelurahan Pondok Benda, Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan.

“Sejak 2012 hingga sekarang, saat ini kita telah memiliki sekitar 300-an kader yang tersebar di wilayah Jabodetabek, ini jadi strategi LKC Dompet Dhuafa untuk mengurangi penderita TB,” ujar Andi Arsy, Penanggungjawab Program TB LKC Dompet Dhuafa.

Andi menuturkan, setiap kader sehat yang bergabung terlebih dahulu akan diberikan penyuluhan dan pembelajaran terkait penyakit TB. Dimulai dari bagaimana cara pencegahan TB, apa yang harus ditindak lanjuti terhadap pasien yang terinfeksi, dan membantu sang pasien untuk mau dirujuk dan ditangani secara intensif di Klinik LKC Dompet Dhuafa.

“Para kader memang bertugas memberikan penyuluhan, dengan cara dan strategi yang mereka terapkan. Meski demikian kita tetap monitoring dan mengarahkan para kader ini,” jelasnya.

Bertepatan dengan Hari Tuberkulosis Sedunia yang jatuh setiap tanggal 24 Maret, dengan semangat para kader sehat yang terus berupaya menekan jumlah penderita TB diharapkan nantinya mampu menuntaskan Epidemi penyakit TB dan kelak mampu bersinergi dengan pihak-pihak terkait lainnya.

“Untuk mengurangi jumlah penderita tentunya harus ada sinergi dengan berbagai pihak, baik pemerintah atau swasta. Semoga apa yang diharapkan bisa segera direalisasikan,” pungkasnya berharap. (uyang)