Berkat Kurbanesia, Kini Eman Mampu Bangun Perekonomian

SUKABUMI — Menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha 1438 H, Dompet Dhuafa menggelar Media dan Blogger Gathering. Pelaksanaan berlangsung di Desa Cisitu, Kecamatan Nyalindung Sukabumi. Di mana para awak media dan blogger diajak menikmati asrinya Desa Cisitu sembari blusukan ke kandang-kandang kambing dan sapi. Agenda itu diadakan untuk mengenalkan Masyarakat luas melalui media mengenai program tahunan Dompet Dhuafa, yakni Tebar Hewan Kurban (THK).

Program THK tidak hanya menyalurkan kurban para donatur yang terlibat, melainkan mengusung misi besar untuk mensejahterakan mitra binaan Dompet Dhuafa. Salah satunya adalah kelompok ternak Cipta Raharja yang tergabung dalam Kampoeng Ternak Nusantara (KTN). Misi besar itu kini benar-benar terasa langsung bagi para peternak. Salah satunya adalah Eman, selaku ketua kelompok ternak kambing Cipta Raharja.

Eman mengaku, dirinya bergelut dengan kambing sudah sejak sekolah dasar (SD). Namun dalam rentang waktu yang cukup lama ia belum merasakan hasil yang memuaskan. Sampai-sampai untuk memenuhi kebutuhan keluarganya saja susah. Hal itu terjadi karena penjualan kambing ternaknya tidak menentu lakunya di pasaran. Kadang-kadang kalau laku dengan harga murah. Jadi selalu rugi waktu dan juga tenaga.

Kini kondisi paceklik yang dulu dirasakan oleh Eman dan kelompoknya sudah tidak pernah lagi muncul menghantui mereka. Sejak Dompet Dhuafa melalui Kampoeng Ternak Nusantara (KTN) masuk ke Desa Cisitu, Kecamatan Nyalindung, Eman dan kawan-kawan mulai merasakan angin segar. Bahkan kini kehidupannya berbalik 360 derajat. Dari mulai susah memenuhi kebutuhan sehari-hari, tidak bisa menyekolahkan anak. Kini Eman serasa memulai kehidupan kembali dan sampai dapat mensejahterakan tetangganya. Hal itu terjadi lantaran program KTN memberikan pendampingan dan pembinaan kepada para peternak, agar fokus merawat dan menjaga kesehatan hewan ternaknya.

Tidak hanya itu, melalui KTN kelompok ternak Cipta Raharja juga diberikan mandat untuk terlibat dalam pemenuhan kebutuhan Tebar Hewan Kurban (THK) Dompet Dhuafa. Dengan begitu, Eman dan kelompok sudah punya pasar yang pasti, terlebih kambing ternaknya laku dengan harga di atas harga pasaran.

“Saya dari SD ternak kambing, ya karena orang tua saya dulu ternak kambing. Tetapi dari dulu sampai sekarang sebelum ada Dompet Dhuafa saya makan aja susah, mau nyekolahin anak juga susah. Kalau dulu kan jual kambing ke tengkulak itu susah, kadang-kadang murah kadang malah gak laku. Tapi sejak ada Dompet Dhuafa, kambing-kambing sudah di DP, terus juga harga sudah standar, dan lebih dari harga tengkulak biasa. Ya sekarang jadi pasti laku kalau ternak kambing Alhamdulillah,” tutur Eman saat ditemui di rumahnya.

Dari situlah Eman mulai memberanikan diri menambah jumlah hewan ternaknya hingga mencapai 90 ekor kambing dan ditambah tiga ekor sapi perah. Meskipun dirinya sudah punya banyak hewan ternak dan berpenghasilan lebih, tak membuat pria kelahiran 1959 itu lupa dengan warga sekitar. Malahan Eman membagikan hewan ternaknya itu ke tetangga yang mau berternak kambing dan kemudian dirangkul menjadi anggota kelompoknya. Dengan harapan apa yang dirasakannya sekarang, juga dapat dirasakan ke tetangga sekitarnya.

“Alhamdulillah sekarang saya punya 90 ekor kambing dan tiga sapi perah. Kalau sapi perah nanti dijual susunya bareng sama yang lain (anggota kelompok sapi perah Cipta Raharja). Kalau saya sendiri melihara 10 kambing, sisanya saya bagi ke tetangga ada yang merawat tiga ekor, 10 ekor dan ada juga yang lebih. Ya biar sama-sama ngerasain lah, kalo dulu kan saya susah. Jadi belum bisa bantu yang lain. Tetapi kalo sekarang Alhamdulillah bisa bantu tetangga,” tambah Eman.

Alhasil dengan upaya itu, banyak masyarakat yang terbantu olehnya. Salah satunya tetangga sebelah rumahnya yang membutuhkan dana untuk mengkhitan anaknya tapi tidak cukup dana. Akhirnya dengan ihklas hati Eman membantunya sampai ia bisa menunaikan hajatnya.

“Kayak kemarin ada tetangga saya yang cuma punya kambing dua ekor, tapi dia mau nyunatin anakanya, dan uangnya kurang. Terus saya tanya mau melihara kambing gak? Dia bilang mau. Yasudah saya kasih lima ekor kambing. Nah dari situ dia bisa nyunatin anakanya dan Alhamdulillah sudah tiga orang kayak gitu yang bisa terbantu buat nyunatin anak,” imbuhnya.

Kemuliaan Eman memang tidak lepas dari masa lalunya yang sulit. Ia juga mengatakan disaat dirinya susah rekan dan lingkungan juga merasakan hal serupa. Tetapi kenapa disaat ada yang hidupnya mapan justru lingkungan di sekitar tidak ikut merasakannya.

“Saya dulu mikir kenapa waktu saya susah yang lain juga susah. Ada juga yang sudah enak hidupnya, tetapi masih saja ada yang susah. Nah walaupun sekarang saya Alhamdulillah punya rezeki dari kambing, saya juga mau bagi-bagi ke tetangga yang gak punya. Biar mereka juga merasakan sama kayak saya. Biar mereka bisa menuhi kebutuhan dan juga menyekolahkan anaknya. Soalnya saya ternak kambing gak kepikiran buat bisnis aja, tapi pengen bantu yang lain juga,” pungkas Eman.

Berkat keteguhan hati dan ketulusan niat yang mulia, kini Eman mampu mengubah wajah perekonomian warga sekitar menjadi lebih baik. Rata-rata setiap anggotanya mempunyai 8 sampai 10 ekor kambing. Alhasil semua anggota kelompoknya yang notabene tetangga sekitar, sudah dapat menyekolahkan anak-anaknya. (Dompet Dhuafa/Rico)