Saat sudah memasuki Dzulqodah, dalam hitungan hari dan bulan pun berganti menjadi Bulan Dzul Hijjah. Sebuah bulan yang kaya akan anjuran menunaikan amalan di Dzulhijjah yang penuh kebaikan dan semangat berbagi.
Ulama berpendapat bahwa sebab utama yang nampak jelas dari keutamaan hari-hari istimewa ini adalah bahwa, pada 10 hari di bulan Dzulhijjah adalah berkumpulnya semua induk ibadah pada satu waktu, yaitu: Ibadah Sholat, Ibadah Puasa, Sedekah, dan Ibadah Haji (Imam Ibnu Hajar Al-Asqolani dalam kitab Fathul Bari Jil 2/534), sebagaimana yang dikutip dalam laman IKADI.
Dengan banyaknya keistimewaan anjuran dan jenis amal shaleh. Dompet Dhuafa menjabarkannnya sebagai berikut:
1. Shaum (berpuasa)
Umumnya yang biasa diketahui adalah menunaikan puasa di hari kesembilan bulan Dzul Hijjah atau yang dikenal dengan istilah Puasa Arafah.
Dijelaskan dalam hadits dari Abi Qatadah ra, beliau berkata bahwa; “Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari ‘Arafah, beliau menjawab, ‘Puasa itu menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun berikutnya’’ [HR. Muslim].
Baca juga: 9 Amalan Sunnah Idul Adha yang Sebaiknya Umat Islam Lakukan
Namun perlu diketahui anjuran sunnah tersebut tidak hanya berhenti sampai di situ saja. Puasa juga dianjurkan dilakukan di 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah.
Dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah SAW bersabda:
“Tidak ada satu amal saleh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal saleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi saw menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun” [HR. Abu Daud].
Namun dengan catatan. Puasa tidak boleh dilakukan setelah tanggal 11 Dzul Hijjah atau yang biasa disebut dengan Yaumul Qor.
At-Thabrani menyebukan tambahan riwayat dalam Musnad as-Syamiyin, Yaumul Qor adalah hari di mana manusia menetap (di mina), itulah hari setelah yaumun nahr. (Musnad as-Syamiyin, 475).
Keterangan lain juga disebutkan dalam Aunul Ma’bud, Syarh Sunan Abi Daud, Yaumul Qor adalah hari setelah Yaumun Nahr (hari kurban). Karena di hari itu, jama’ah haji menetap di Mina, setelah mereka menyelesaikan thawaf ifadhah dan berqurban. Kemudian mereka beristirahat. (Aunul Ma’bud, 5/127). Ketika Yaumul Qor, tentu kita tidak boleh berpuasa. Karena termasuk hari tasyrik (11,12,13 Dzul Hijjah). Yang bisa kita lakukan adalah memperbanyak dzikir dan memuji Allah, serta sering-sering melantunkan takbiran.
2. Kurban, Amalan di Dzulhijjah untuk Taqarrub
Perintah berkurban disyariatkan dalam Islam dan telah disampaikan dalam beberapa ayat Al-Quran seperti dalam surat Al-Kautsar ayat 2:
“Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah)”.
Dalam surat al-Maidah ayat 27:
“Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya mempersembahkan qurban, maka (qurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti membunuhmu!” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa”.
Hari dilakukannya penyembelihan kurban biasanya disebut Yaumun Nahr yang jatuh pada tanggal 10 Dzul Hijjah.
3. Qiyamul-lail (sholat malam)
Sholat malam memiliki banyak manfaat. Salah satunya ialah mendekatkan diri kepada Allah SWT, mencegah berbuat dosa dan menghapus kesalahan-kesalahan kita.
Baca juga: 6 Tata Cara Kurban Agar Tidak Ngamuk Saat Disembelih
Dari Abu Umamah Radhiallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
“Hendaknya kalian melakukan qiyamul lail, Karena sesungguhnya qiyamul lail merupakan kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, ia dapat mendekatkan kalian kepada Rabb kalian (yaitu Allah,pen), menjadi menghapus kesalahan-kesalahan, dan menghentikan dari perbuatan dosa.” (HR. At-Tirmidzi).
Berikut merupakan amalan Shaleh yang dianjurkan oleh islam dalam Bulan Dzul Hijjah. Namun amalan shaleh lainnya hanya ini saja. Karena islam menganjurkan kita untuk menunaikan kebaikan atau amalan sebanyak-banyaknya. Baik itu berupa sedekah, menunaikan haji dll. Karena semakin banyak amalan yang dilajukan maka semakin banyak pahala yang akan kita bawa dan menjadi “bekal” perjalanan di akhirat.
Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan memberi petunjuk pada pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, memberi petunjuk pada penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, memberi petunjuk pada tangannya yang ia gunakan untuk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya dan jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya” [HR. Bukhari].