BOGOR, JAWA BARAT — Mitra Pengelola Zakat dan Zona Layanan (MPZ & ZL) Dompet Dhuafa menggelar Training Tanggap Bencana (TTB) bagi para relawan lembaga-lembaga jaringan Dompet Dhuafa, khususnya yang berkawasan di Jabodetabek. Pelatihan tersebut berlangsung secara hybrid selama 6 (enam) hari pada tanggal 13-18 Desember 2021. Pada sesi luring, pada Kamis-Sabtu (16-18/12/2021), sebanyak 24 relawan utusan dari lembaga-lembaga mitra Dompet Dhuafa berkumpul di Camp Hulu Cai Bogor sebagai zona pelatihan TTB ini untuk meningkatkan kapasitas sebagai relawan.
Lembaga-lembaga MPZ yang turut mengirim relawan-relawannya dalam pengingkatan kapasitas ini adalah di antaranya BAZMA Pertamina, Yayasan Quantum Sejahtera, LAZ Ash-Shalihin, MPZ DKM Annur Sari Asih, MPZ YAMIFA, MPZ Darul Hamidiy Lombok, Amal Terbaik Madania, Yayasan Rahmatan Lil-Alamin, Yayasan Gerak Bareng, MPZ Masjid Al Ikhlas, BAZMA ZONA 7 Cirebon, Baitul maal Dana Ukhuwah, Dompet Dhuafa Banten, MPZ OK OCE Kemanusiaan, dan Dongeng Ceria.
MPZ & ZL jaringan strategis Dompet Dhuafa tersebut memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat kapasitas penanggulangan bencana dan mempercepat pertolongan pada korban. Letak geografis MPZ & ZL yang tersebar di seluruh Indonesia akan menjadi garda terdepan dalam membantu korban bencana di lokasi terdekat. Dompet Dhuafa ingin membentuk jaringan kebaikan nasional dengan ribuan relawan terampil dan terlatih yang selalu siap siaga menjadi kekuatan baru dalam dunia penanggulangan bencana di Indonesia. Dengan begitu, ketika terjun di kawasan bencana, para relawan dapat terkoordinasi dengan baik sehingga penanganan kebencanaan dapat berjalan dengan baik.
“Dengan mengambil tema ‘Bersatu untuk Selamat’, kita semua berharap jaringan kebaikan Mitra Pengelola Zakat akan menjadi potensi/unsur pencegahan dan penanggulangan bencana yang diperhitungkan di tingkat lokal maupun regional. Dengan menyatukan kekuatan dan menghubungkan jaringan komunikasi MPZ & ZL dari Sabang sampai Merauke kami meyakini bahwa ke depan penanganan terhadap bencana akan semakin efektif, cepat dan tepat. Satu hal yang juga sangat penting, potensi yang ada perlu ditingkatkan agar kapasitas MPZ & ZL dalam melakukan pencegahan dan penanggulangan bencana lebih besar dari pada potensi bencana yang mungkin terjadi,” terang Ahmad Mustomi selaku Officer MPZ & ZL Dompet Dhuafa.
Sesi luring dimulai dengan simulasi mendirikan tenda sebagai salah satu langkah awal yang biasa dilakukan oleh para relawan di lapangan. Kemudian, acara dilanjutkan dengan apel siap siaga sekaligus sebagai upacara pembuka pelatihan oleh Direktur Komunikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa, Bambang Suherman, dan Kepala Disaster Manegment Center (DMC) Dompet Dhuafa, Haryo Mojopahit.
Bambang Suherman menyampaikan, peran lembaga-lembaga zakat dan lembaga-lembaga sosial dalam pencegahan dan penanggulangan bencana sangatlah penting. Lembaga-lembaga ini telah terbukti memberikan daya dukung yang sangat besar dalam menangani bencana. Dompet Dhuafa sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional melalui Disaster Management Center (DMC) mengajak para lembaga-lembaga MPZ untuk selalu berkomitmen hadir menolong masyarakat yang terdampak bencana tanpa memandang ras, suku, agama, dan gender.
“Saya ucapkan selamat berlatih. Ambil manfaat yang seluas-luasnya, terlibat secara aktif, dan jangan ragu-ragu. Semoga upaya kita untuk mengelola bencana dengan cepat dan tepat bisa dimulai dengan pengetahuan dan keterampilan yang kita miliki. Tentu kita tidak ditargetkan menjadi tim utama, namun pengetahuan dan kapasitas menangani bencana sangat perlu kita miliki sebagai relawan kemanusiaan. Dengan perkembangan alam dan dinamika yang ada, kita diharuskan untuk terus beradaptasi. Maka dengan ini, kita menjadi orang pertama yang akan mengelola dan menangani apabila ada emergensi atau urgensi di sekitar kita,” seru Bambang memberikan pengantar kepada para peserta.
Di samping itu, Haryo menguatkan, Dompet Dhuafa sangat berharap mitra-mitra zakat Dompet Dhuafa di seluruh Nusantara mampu menyiapkan diri sebagai relawan kebencanaan. Tidak hanya pada tahapan tanggap bencana saja. melainkan pada 3 tahapan berikutnya yaitu rekoveri/rekonstruksi, mitigasi pengurangan risiko bencana, dan kesiap-siagaan masyarakat setempat.
“Kami berharap kepada rekan-rekan dalam 3 hari ke depan mampu menyiapkan diri dalam pelatihan ini untuk selanjutnya siap sebagai relawan terlatih manajemen bencana. Sehingga apabila sewaktu-waktu dibutuhkan, rekan-rekan siap terjun ke medan bencana untuk melakukan aksi-aksi respon kemanusiaan. Acara ini kami susun berdasarkan statistik bencana yang ada di Indonesia. Isu di dunia kebencanaan itu adalah inklusifitas dalam pelokalan. Kami berharap teman-teman seluruh MPZ dari Sabang sampai Merauke, semua dapat melakukan aktivitas respon kebencanaan. Tidak hanya pada tanggap bencana, namun juga bisa pada program pemulihan, mitigasi, dan kesiap-siagaan masyarakat setempat,” jelas Haryo kepada para peserta. (Dompet Dhuafa / Muthohar)