JAKARTA — Ahmad Juwaini selaku Ketua Dewan Pengurus Dompet Dhuafa menjadi pembicara utama dalam sesi Leader Insight dalam acara Sharia Economic Festival (SCOFEST) 2024 di Graha Nandika Sucofindo, Jakarta Selatan, pada Ahad (13/10/2024). Diselenggarakan oleh Kelompok Studi Ekonomi Islam Aktivis Syiar Ekonomi Syariah (KSEI AkSES), ribuan peserta yang terdiri dari mahasiswa, pelajar, dan individu yang tertarik dengan ekonomi syariah menghadiri acara SCOFEST 2024 dengan tema “Ultimate Your Halal Journey”.
Selain Ahmad Juwaini, acara tersebut turut dihadiri oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf RI) Sandiaga Salahudin Uno, Deputi Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah – Bank Indonesia (DEKS-BI) Irfan Farulian, dan Wakil ketua umum bidang UMKM Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DK Jakarta Wahab Afwan.
Dalam kesempatan ini, Ahmad Juwaini menyampaikan pemaparan yang menggugah tentang bagaimana generasi muda dapat berperan aktif dalam perkembangan industri halal, khususnya di Indonesia. Ia menekankan pentingnya kesadaran dan kontribusi nyata para aktivis ekonomi syariah terhadap ekosistem ekonomi dan keuangan syariah, baik di tingkat mikro maupun makro.
Baca juga: Dompet Dhuafa Berdayakan Petani Muda Melalui Pemberdayaan Ekonomi Budidaya Melon Premium
Ahmad Juwaini memulai penjelasannya dengan berbicara tentang perkembangan Dompet Dhuafa, yang terus berkembang dan memanfaatkan dana zakat, infak, sedekah, serta wakaf (Ziswaf). Ia menyoroti peningkatan signifikan pada dana wakaf yang kini semakin besar porsinya dalam struktur keuangan lembaga tersebut.
“Ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya memberi dan berbagi untuk kebaikan umat dalam jangka panjang,” ujar Ahmad.
Selain itu, Ahmad Juwaini juga mengungkapkan bahwa saat ini, sebagian besar donatur Dompet Dhuafa berasal dari kalangan milenial. Namun, meskipun jumlah donatur milenial terus meningkat, kontribusi donasi terbesar tetap datang dari generasi X dan baby boomer. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Dompet Dhuafa untuk berkomunikasi dengan kedua kelompok donatur yang sangat berbeda.
Menghadapi audiens yang sebagian besar merupakan generasi muda, Ahmad Juwaini melanjutkan dengan membahas tantangan yang dihadapi oleh industri halal, terutama di sektor makanan dan keuangan. Ia mengingatkan peserta untuk lebih berhati-hati dalam memilih produk yang halal, khususnya ketika berbelanja makanan melalui online platform.
Menurutnya, banyak restoran kecil yang tidak mencantumkan sertifikasi halal, sehingga konsumen harus ekstra hati-hati dalam memilih tempat makan, meskipun harga yang ditawarkan lebih terjangkau.
“Fenomena ini menunjukkan pentingnya tata kelola yang baik dalam ekosistem resto-resto online. Kita harus memiliki sistem yang memastikan bahwa produk yang kita konsumsi benar-benar halal,” paparnya.
Selain makanan, tantangan lain yang disoroti adalah pengaruh teknologi digital, seperti pinjaman online (pinjol) yang banyak digunakan oleh generasi muda. Ia menegaskan bahwa meskipun banyak individu yang sudah terpapar dengan literasi keuangan syariah, masih banyak yang terjebak dalam pinjaman online yang berbasis riba. Hal ini menjadi ancaman bagi generasi muda yang kurang memahami dampak jangka panjang dari pinjaman tersebut.
Baca juga: Implementasi Ekonomi Syariah untuk Wujudkan Perilaku Islami
Beliau juga menyinggung fenomena endorsement di media sosial, di mana banyak influencer yang mempromosikan produk yang tidak bersertifikat halal atau bahkan mengandung bahan yang dilarang menurut fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ia mengajak generasi muda untuk lebih bijak dalam memilih barang yang mereka endorse dan memastikan bahwa produk tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Tidak hanya itu, Ahmad Juwaini pun menyoroti kebiasaan sosial yang seringkali tidak disadari mengandung unsur syirik, seperti mempercayai ritual atau kebiasaan tertentu yang bertentangan dengan ajaran Islam. Ia menekankan pentingnya generasi muda untuk menjaga akidah dan memilih dengan bijak dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam bergaul, berwisata, atau melakukan aktivitas yang dapat menyimpang dari prinsip-prinsip syariah.
Di akhir pemaparannya, Ahmad Juwaini mengingatkan bahwa untuk menjadi generasi muda yang sukses dan berdaya saing, masyarakat harus tetap konsisten dalam mendukung dan mengembangkan industri halal, baik dalam sektor ekonomi maupun keuangan.
“Kita harus menjadi generasi yang tetap maju, modern, dan lincah, tetapi tetap konsen dengan prinsip-prinsip ekonomi syariah. Mari kita tingkatkan kesadaran tentang industri halal dan kontribusi kita dalam mengembangkannya untuk kebaikan umat,” pungkasnya.
Acara SCOFEST 2024 ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi generasi muda untuk menggali potensi dan wawasan lebih dalam mengenai ekonomi syariah serta berkontribusi nyata dalam mengembangkan sektor ekonomi yang berlandaskan pada prinsip kehalalan. Ahmad Juwaini menekankan bahwa generasi muda harus peka terhadap perkembangan industri halal dan dapat berkontribusi positif dalam mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. (Dompet Dhuafa)
Teks: Riza Muthohar
Penyunting: Dhika