SOLOK, SUMATRA BARAT — Seusai Idulfitri dan dua minggu jelang Iduladha 1445 H, Dompet Dhuafa memasuki pekan pelaksanaan Quality Control (QC) hewan kurban Program Tebar Hewan Kurban (THK) 1445 H. Dompet Dhuafa bersama Super Volunteer Aiman Ricky melakukan proses QC di DD Farm Solok, Nagari Sirukam, Sumatra Barat, Jumat (17/5/2024).
Sebelum mendistribusikan daging kurban, Dompet Dhuafa melaksanakan proses QC yang cukup ketat. DD Farm Solok sendiri memegang motto ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal), bahwa hewan kurban Dompet Dhuafa telah melewati proses QC seperti pengecekan berat badan, mulut dan kuku, usia hewan, pemberian vitamin, vaksinasi hingga kebersihan kandang.
Dalam prosesnya, hadir pula mantri ternak, Budi, untuk membantu proses QC. Langkah yang dilakukan pertama kali adalah mengecek bobot hewan kurban. Untuk hewan jenis sapi, Dompet Dhuafa memiliki standar yakni harus mencapai bobot 250 kg. Alhamdulillah, sebanyak 21 sapi jantan di DD Farm Solok mencapai bobot lebih 250 kg.
“Jadi karena menuju kondisi daging kurban yang ASUH, kita ada pemberian vitamin, pengobatan cacing secara berkala, kemudian vaksinasi juga secara berkala. Dan ini kalau sudah vaksinasi, ini sudah kita laksanakan selama tiga kali, jadi sudah aman dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK),” ujar Budi.
Baca juga: Ikut Pelatihan Menulis Konten Kreatif, Tim QC THK Siap Tebar Pesan Menarik
Setelah itu, terdapat juga pengecekan usia. Hewan kurban Dompet Dhuafa harus yang sudah berusia dua tahun. Hal tersebut ditandai dengan lepasnya gigi sapi. Selain itu dilakukan juga pengecekan suhu, detak jantung, dan pengecekan nafsu makan hewan. Nafsu makan maksimal membuktikan hewan-hewan tersebut sehat.
“Setelah cek gigi dan berat, kemudian cek suhu tubuh, detak jantung, dan pengecekan gerak rumen (organ lambung) itu kita lakukan ketika ada hewan ternak yang nafsu makannya berkurang, atau dari pertukaran udara ada pertukaran cacar, dan ada beberapa yang terlihat lemas. Jadi, kita lakukan tindakan itu,” tambah Budi.
Lebih lanjut, Budi menyampaikan ada dua metode untuk mengukur suhu sapi, yaitu melalui mukosa (mulut) dan melalui dubur, menggunakan termometer yang biasa digunakan untuk manusia. Suhu normal sapi berkisar antara 37,9—38,9 derajat celcius, dengan suhu terbaik antara 38,1—38,9 derajat celcius.
Selain itu, pengecekan detak jantung juga dilakukan. Sapi yang kurang sehat biasanya memiliki detak jantung yang tidak normal, baik terlalu cepat maupun terlalu lambat. Gerak lumen, yang menunjukkan selera makan sapi, juga diperiksa. Apabila gerak lumennya kurang baik, maka selera makannya juga menurun. Terakhir, dilakukan pemeriksaan selaput lendir di mulut sapi.
“Ini pengalaman pertama aku melihat Quality Control bersama Dompet Dhuafa di DD Farm Solok Sirukam. Apalagi yang kita lihat juga quality control-nya karena ‘kan jarang banget yang memperlihatkan quality control seperti apa. Jadi, kita yang berkurban tuh merasa aman, jadi nggak cuma asal beli, tapi secara jelas bagaimana pemeliharaannya. Kandang sampai ujungnya pendistribusiannya itu. Jadi, aku salut sama Dompet Dhuafa. Mudah-mudahan bisa terus meningkatkan kualitasnya sampai menjadikan seluruh Indonesia, seluruh negeri diberikan daging kurban oleh Dompet Dhuafa,” cerita Aiman.
Baca juga: Pastikan Hewan Kurban Sesuai, Tim Keuangan Blusukan QC ke Pelosok Hingga Malam
“Alhamdulillah Sahabat Dompet Dhuafa, tadi aku sudah menyaksikan langsung proses QC hewan kurban yang dilakukan Dompet Dhuafa. Begitu banyak perjalanannya, prosesnya itu mulai dari menimbang berat badannya, pengecekan kuku, dan mulutnya. Tadi juga ada pengukuran suhu tubuh, bahkan tadi juga dicek pakai stetoskop, sama yang paling terakhir adalah di sini tuh memang melihat semuanya harus dalam keadaan ASUH. Itu hal penting banget buat kita semuanya, jadinya nggak ragu lagi untuk berkurban. Jadi jangan salah pilih, tetapkan hatinya, pilih tempat kurban yang terbaik dan saran aku yang terbaik ada di Dompet Dhuafa,” terang Aiman Ricky.
Dalam pelaksanaan THK, Dompet Dhuafa mengusung tagline Kurban 3 Pasti. Yaitu Pasti Jantan, berarti memastikan hewan kurban berjenis kelamin jantan. Ini berhubungan dengan keberlangsungan hewan itu sendiri, agar tak menyembelih yang sedang menyusui. Kemudian Pasti Lolos Quality Control, berarti telah melalui proses pengecekan kesehatan dan sesuai syariat. Terakhir, Pasti Terdistribusi Hingga Pelosok, sebagai bentuk komitmen Dompet Dhuafa untuk menaruh perhatian lebih pada daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T) yang jarang mengonsumsi daging kurban.
Baca juga: Pengecekan Kualitas Jelang Iduladha, DD Farm Jateng Pastikan Hewan Kurban Sesuai Standar
Suasana perayaan Iduladha mendatang pun dirasakan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Seperti yang kita tahu, bahwa saat ini di Indonesia tak sedikit masyarakat yang sedang dalam kondisi sulit untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Salah satunya adalah masyarakat yang menjadi penyintas dari banjir bandang atau Galodo di Sumatra Barat. Untuk itu, Dompet Dhuafa berupaya menjadi solusi dari kesulitan yang dialami masyarakat.
Tahun ini, Dompet Dhuafa akan menyalurkan kurban ke titik bencana di Sumatra Barat, tepatnya di Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam. Inisiatif ini bertujuan untuk tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi masyarakat terdampak, tetapi juga memberikan dukungan moral dan semangat di tengah situasi sulit. (Dompet Dhuafa)
Teks dan foto: Anndini Dwi Putri
Penyunting: Dhika Prabowo, Ronna