MAKASSAR, SULAWESI SELATAN — “Aksi boikot adalah selemah-lemahnya perjuangan yang bisa kita lakukan, menurut saya. Boikot itu efektif, sangat mengganggu perekonomian,” seru Kepala Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa, Arif R. Haryono, pada rangkaian “Pray for Humanity Jilid 4” yang digelar oleh Gabungan Relawan Makassar Peduli Palestina bersama Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan, Jumat (2/2/2024).
“Jika kita tersiksa dengan melakukan boikot, mereka (warga Gaza) saat ini ada yang makan dari olahan bahan gandum sisa makanan hewan. Penelitian Dompet Dhuafa mencatat, ada penurunan omset waralaba asing yang terafiliasi Israel, namun ada peningkatan pada UMKM lokal kita,” lanjut Arif.
Saat sesi dialog kemanusiaan malam itu, Arif juga menceritakan pengalamannya saat mengawal bantuan dari para donatur Indonesia untuk Palestina di Mesir. Diketahui pada akhir 2023 lalu, Arif didelegasikan oleh Dompet Dhuafa untuk menjadi Tim Kemanusiaan yang tergabung dalam IHA (Indonesia Humanitarian Alliance).
Baca juga: Doa untuk Palestina, Wujud Solidaritas dan Kemanusiaan
Senada dengan Arif, ustaz yang akrab disapa dengan nama Koh Dennis Lim, yang juga turut hadir bersama sang istri, Teh Yunda, menyampaikan tausiah pentingnya kepedulian terhadap Palestina.
“Tugas kita sesederhana menyampaikan, jangan takut bersuara. Kalau bisa jangan cuma bersuara, tunjukkan aksi nyata. Saat ini, saatnya meneguhkan aksi. Boikot boleh, donasi bantuan boleh, apalagi mendoakan boleh banget. Salut buat Ustaz Arif ini yang turut langsung berangkat ke sana. Ini contoh, jangan kerdilkan mental kita. Nggak mungkin perjuangan kita disia-siakan oleh Allah,” ucap Koh Dennis.
“Saya barusan di-banned nih sambil live Instagram dan TikTok gara-gara bahas Palestina, hehe. Nggak apa-apa, demi kebenaran dan kemanusiaan kita ya,” imbuhnya.
Bertempat di Lapangan Karebosi, Makassar, “Pray for Humanity Jilid 4” berlangsung mulai pagi hingga malam. Aksi tersebut hadir dari inisiatif peduli Palestina para mitra KolaborAksi gabungan komunitas, lembaga sosial, pendakwah, relawan kemanusiaan, mahasiswa, hingga brand. Selain dialog kemanusiaan, rangkaian aksi kemanusiaan diisi dengan tabligh akbar, donor darah, pemeriksanaan kesehatan oleh LKC (Layanan Kesehatan Cuma-cuma) Dompet Dhuafa Makassar, donor darah, sedekah dongeng, qasidah, lomba hafalan, lomba mewarnai, dan doa bersama untuk Palestina. Juga, tersedia tenant bazar.
Plt. Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan, Nurwana, dalam sambutannya memaparkan, “Acara ini kita gelar sebagai bentuk cinta kita kepada Palestina. Saat ini mungkin mulai surut gaungnya, tapi melihat semua yang hadir hari ini, alhamdulillah, nyatanya tidak, gelora itu masih ada. Semoga menjadi semangat yang terus dikobarkan untuk Palestina. Kejadian di sana harusnya bisa menjadi kontemplasi rasa syukur kita di sini.”
Di akhir acara, Koh Dennis dan Teh Yunda, juga melakukan lelang sejumlah produk yang hasilnya akan didonasikan untuk Palestina, termasuk buku inspiratif karya Koh Dennis. Alhamdulillah, hadiah cinta dari masyarakat untuk Palestina malam itu terkumpul lebih dari Rp50 juta dan disalurkan langsung melalui Dompet Dhuafa Sulawesi Selatan. Sebagian hadiah cinta tersebut berasal dari Halifah Intania (29), komunitas Bareng Sister Fillah.
“Perjuangan itu soal keberpihakan. Jika dengan boikot bisa lebih menenangkan hati kita, ya lakukan. Banyak waralaba asing yang terafiliasi dengan Israel, membeli hasil tani kopi Indonesia. Dibeli murah dan dikirim lagi keluar, dikemas, dikirim lagi ke jaringan dunia termasuk Indonesia dengan menjadi sebuah kopi mahal. Logikanya, petani kita, kita punya banyak potensi lokal. Jadi ini bentuk kejahatan korporasi luar. Melalui zakat, Dompet Dhuafa melalui program pemberdayaan ekonomi, berupaya mengangkat potensi petani lokal kita,” tutup Arif. (Dompet Dhuafa/Dhika Prabowo)