JAKARTA — Mogadishu merupakan ibukota dari Somalia yang sangat rentan terhadap konflik dan kekeringan. Akibat hal itu, ada kisaran 400.000 komplek pengungsian yang dibangun sebagai tempat berlindungnya para korban.
Terkait hal itu, Dompet Dhuafa langsung mengambil tindakan sigap untuk membantu meringankan beban masyarakat Somalia. Tindakan nyata yang dilakukan adalah menggerakkan relawan untuk terjun langsung ke lokasi pengungsian di Mogadishu, Somalia, Maret lalu.
“Kami Dompet Dhuafa dan kawan-kawan relawan beberapa kali kesana, untuk membantu meringankan beban masyarakat Somalia, tepatnya di Mogadishu. Membantu memberikan bantuan berupa logistik seperti makanan dan air bersih menjadi langkah-langkah waktu itu,” terang Bambang Suherman, selaku Direktur Komunikasi dan Mobilisasi Sumber Daya Dompet Dhuafa, pada Jumat (28/4).
Melihat seringnya turun langsung ke lapangan, tim dari Dompet Dhuafa mempunyai catatan-catatan tersendiri terkait program yang akan dijalankan selanjutnya. Seperti pada momen diskusi yang difasilitasi oleh UNOCHA di Menara Tamrin. Terjadi pembahasan bagaimana langkah kongkrit dan solusi yang harus diambil terkait permasalahan di Somalia.
“Yang kita alami saat di sana itu, kita harus bicara dengan siapa? Kemudian tantangan paling besar adalah bagaimana kita dapat merancang intervensi untuk membentuk program di sana? Walaupun kita sudah sering kesana, tapi kita belum berani mengklaim menjalankan program di Somalia, lagi-lagi karena persoalan mendasar yaitu konflik perang,” tambah Bambang.
Berkaca dari pengalaman itulah, maka Dompet Dhuafa memberikan solusi terkait bagaiman kita dapat membantu dan menjalankan program di tengah-tengah masyarakat Somalia.
“Solusinya, kita harus membangun kolaborasi dengan NGO lokal di sana. Karena mereka memiliki mekanisme bagaimana mengamankan program-program dan juga mereka mampu membangun jalur koordinasi dengan lembaga di wilayah-wilayahnya,” tandas Bambang dengan semngat. (Dompet Dhuafa/Rico SR)