Akhirnya Bisa Umroh, Panikem: Terimakasih Donatur Dompet Dhuafa

JAKARTA — Panikem, tak ragu untuk bersujud syukur di tengah keramaian Terminal 2F Soekarno Hatta, pada akhir November lalu. Semakin menjadi kebahagian Panikem, di ujung Exit Gate, keluarganya sudah menunggu kedatangannya. Lemas tubuh Panikem tak dapat menahan kebahagian. Tidak pernah terbayang sebelumnya bagi Panikem, di usia ke-65 tahun, ia akhirnya benar-benar dapat menunaikan ibadah umroh.

Sembilan hari sudah Panikem menjalankan ibadah Umroh di Tanah Suci. Sebelumnya, Panikem merupakan salah satu korban umroh bodong dari salah satu penyedia jasa travel terkemuka di Indonesia. Mimpinya ke tanah suci pun tekubur bersama dengan kasus umroh bodong tersebut. Panikem yang sehari-harinya berprofesi sebagai petani, tak mampu berbuat apa-apa dengan keadaan yang ia hadapi. Satu hal yang Panikem pahami, bahwa ia harus kembali berjuang menabung dari hasil bertaninya untuk mengejar mimpinya ke Tanah Suci.

Namun, harapan Panikem kembali tumbuh. Berkat intervensi dari tim advokasi Dompet Dhuafa, dan bantuan dari donatur, akhirnya pada November lalu, Panikem berangkat ke Tanah Suci untuk melaksanakan umroh.

“Terimakasih, terimakasih,” terang Panikem lirih, ketika tim Dompet Dhuafa menjemputnya di bandara.

Hanya kata terimakasih yang dapat Panikem ucapkan. Tenaganya seperti sudah habis. Perjalanan jauh dan tangis haru kebahagiaan, menyita suara Panikem.

“Kami ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada seluruh donatur dan Dompet Dhuafa, yang sudah membantu memberangkatkan orang tua kami, Bu Panikem. Semoga untuk para donatur dan Dompet Dhuafa, semakin bertambah jaya,” terang Zidan, anak pertama Panikem saat ditemui di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Kini, Panikem sudah kembali ke kampung halamannya di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Satu impian di usia senjanya sudah terwujud. Panikem kini telah kembali melakukan rutinitasnya mengurus sawah dan ternaknya bersama suami. (Dompet Dhuafa/Zul)