BIMA, NUSA TENGGARA BARAT — Pada pukul 17.00 WITA, (27/12), tim kemanusiaan Dompet Dhuafa bersiap-siap berangkat mendistribusikan bantuan logistik makan malam untuk korban banjir Bima. Aksi kali ini dibantu oleh komunitas Babuju, sebuah komunitas pemberdayaan di Kota Bima. Perjalanan dari posko Babuju ke lokasi, hanya dapat dilalui dengan kendaraan sepeda motor, itupun dalam kondisi licin. Karena jalan masih penuh dengan sisa lumpur dari banjir yang melanda beberapa hari lalu.
Lokasinya adalah daerah Ranggo, Jatiwanagi dan Lela. Menurut data dari komunitas Babuju, bahwa lokasi ini memang jarang terjamah bantuan. Karena lokasinya di pedalaman dan membutuhkan perjuangan yang sangat luar biasa untuk memberikan bantuan kepada warga. “Ya di sini jarang mendapatkan bantuan bu. Baru dua kali ini saya mendapat bantuan,” ujar Fatimah, korban banjir Bima kepada relawan Dompet Dhuafa.
Tak ada kata menyerah, walaupun harus melintasi jalan berlumpur setinggi di atas mata kaki. Tim relawan Dompet Dhuafa terus melangkah, menyapa warga sekaligus memberikan bantuan makan malam. Apabila tidak mendapatkan bantuan, maka warga tersebut tidak makan malam. Lantaran sudah tidak ada peralatan memasak dan listrikpun tidak menyala. “Lemboadi,” begitulah kata yang disampaikan oleh relawan untuk memberikan dukungan moril.
Dwitanty Kurnianingtias, salah satu tim kemanusiaan Dompet Dhuafa yang turut terjun langsung ke lokasi, tidak tega melihat kondisi korban banjir. Selain sudah tidak memiliki harta benda, meraka harus membersihkan lumpur dan tumpukan sampah di sekitar rumahnya.
“Semoga korban banjir Bima segera pulih kembali dan tidak terjadi banjir susulan. Sehingga dapat dengan cepat, kembali mencari mata pencahariannya,” imbuhnya.
Menjadi relawan kemanusiaan merupakan pekerjaan yang sangat mulia. Karena membantu manusia tidak harus melihat latar belakang agama, suku, ras dan budaya. (Dompet Dhuafa/Khoir)