SURABAYA — Tsania Nur Diana, salah satu aktivis muda Bakti Nusa Dompet Dhuafa, berhasil mendapat label sebagai Pemuda Utama Bidang Penyadaran di Provinsi Jawa Timur. Penyerahan penghargaan, langsung oleh Gubernur Jawa Timur melalui Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Timur, di Gedung Negara Grahadi Surabaya pada upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda, Senin (28/10/2019).
“Tiga bulan lalu, Dispora mengadakan penjaringan pemilihan Pemuda Utama. Waktu itu saya mengangkat kontribusi sebagai pemuda terhadap masyarakat melalui Oemah Kincir. Setelah melalui tiga tahapan proses seleksi, akhirnya dipilih tujuh pemuda utama Jawa Timur. Alhamdulillah saya masuk salah satunya,” terang Pemuda kelahiran Lamongan tersebut.
Tsania adalah salah satu aktivis muda Bakti Nusa Malang angkatan 8 di Universitas Negeri Malang. Atas binaan Dompet Dhuafa melalui Bakti Nusa, Tsania mendirikan Oemah Kincir, sebuah komunitas sosial bagi pemuda-pemuda Malang. Oemah Kincir mewadahi pemuda-pemuda Malang, khususnya mahasiswa untuk meningkatkan prestasi, baik akademik maupun non-akademik. Tak tanggung-tanggung, anggotanya pun merupakan para mahasiswa berprestasi sesuai pada bidangnya masing-masing. Selain itu, Oemah Kincir memiliki berbagai macam program sosial, di antaranya peduli disabilitas, santunan anak yatim, bakti sosial dan lainnya. Oemah Kincir mengantarkan Tsania meraih berbagai penghargaan sebagai pemuda inspiratif.
Di waktu yang sama, selain Tsania yang mendapat penghargaan oleh Gubernur Jawa Timur, anggota Oemah Kincir lainnya juga mendapat penghargaan sebagai Pemuda Pelopor tingkat Kota Malang.
Bukan kali pertama Tsania mendapat penghargaan sebagai pemuda inspiratif. Segudang prestasi telah banyak dikantonginnya, baik melalui program bersama Bakti Nusa maupun program kampusnya. Bahkan, sejak duduk di bangku sekolah menengah, ia telah banyak mengantongi raihan prestasi. Belasan bahkan puluhan karya ilmiah telah ditulisnya. Saat ini telah terdapat dua buku yang beredar di kalangan mahasiswa Malang, tercantum Tsania Nur Diyana sebagai penulisnya.
Semangat kepemudaannya memang sangat menggelora. Baginya, pemuda merupakan sosok yang memiliki tekad dan semangat kuat untuk terus dan selalu berkarya.
“Pemuda bagiku adalah sosok yang mempunyai tekad dan semangat untuk berkarya, berkonstrubusi untuk lingkungan, masyarakat dan bangsa sesuai pada masing-masing bidangnya,” tuturnya.
Kontribusinya kepada masyarakat sejak dini menjadikan dirinya banyak menuai prestasi di masa mudanya. Saat masih menempuh pendidikan di Al-Ishlah, salah satu pesantren di Lamongan, ia banyak mengabdikan diri untuk kegiatan sosial. Bersama beberapa teman pesantrennya, pada 2013 Tsania membentuk sebuah program sosial bagi para alumni pesantren, untuk selalu mengabdikan diri kepada para dhuafa saat Ramadhan tiba. Hingga kini program tersebut terus berjalan, bahkan selalu mengalami peningkatan dan pengembangan.
Tsania mengaku, hari Sumpah Pemuda selalu mengingatkannya pada sosok teman-temannya di Bakti Nusa, yang semangat juangnya tak pernah menurun. Keinginannya adalah untuk berkarya sebanyak-banyaknya, berkonstribusi untuk sekitar dan masyarakat seluas-luasnya.
“Di hari sumpah pemuda, kita diingatkan kembali tentang semangat juang pemuda Indonesia yang terus membara, menegakkan keadilan dengan jalan kebaikan. Bakti nusa telah mempertemukanku dengan banyak saudara baru, sefrekuensi dan sekufu. Juga memberi banyak ilmu dan pengetahuan baru. Untuk para pemuda Indonesia, terus kuatkan tekad dan semangat berkarya, juga berkontribusi seluas-luasnya,” pungkasnya. (Dompet Dhuafa/Muthohar)